Saat kita melakukan pemilu tanggal 17 April 2019, mantan Presiden Peru, Alan Gabriel Ludwig GarcÃa Pérez yang lahir tanggal 23 Mei 1949 dan menjabat sebagai Presiden Peru tahun 1985-1990 kemudian tahun 2006 hingga 2011, melakukan bunuh diri dengan menembak kepalanya setelah Kejaksaan Peru menyampaikan dakwaan korupsi terhadap dirinya.Â
Polisi Peru sebenarnya sudah bersiap untuk menahan dirinya terkait dengan kasus korupsi yang dikenal dengan skandal perusahaan Odebrecht (Odebrecht scandal).Â
Perusahaan Brazil Odebrecht ini dianggap melakukan transaksi keuangan dengan melibatkan perusahaan pompa bensin dan pencucian mobil.Â
Terkait dengan kasus korupsi ini sejumlah tokoh seperti mantan presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva dan Dilma Rousseff dianggap terlibat.
Skandal Odebrecht yang artinya operasi cuci mobil (Operation Car Wash) merupakan kasus korupsi yang terungkap pertama kali dari kasus sebuah perusahaan pencucian mobil di Brazil untuk menghilangkan kesan korupsi (pencucian uang) yang juga melibatkan perusahaan minyak yang dikuasai negara Brazil, Petrobas.Â
Sampai saat ini kasusnya masih terus dikembangkan hingga adanya rencana penahanan mantan presiden Peru Alan Garcia terkait dakwaan dari kejaksaan.
Dengan kontrak yang diterima Petrobas terutama untuk pembangunan konstruksi, banyak pejabat yang menerima suap dan untuk menghilangkan kesan korupsi dilakukanlah berbagai kegiatan yang dianggap sebagai pencucian uang. Pencucian uang terkait dengan perusahaan Petrobas ini mencapai 9,5 miliar dollar AS atau senilai Rp 137,75 triliun per 23 Juli 2017.
Kasus ini bermula ketika tahun 2008 pengusaha Hermes Magnus dilaporkan hendak melakukan tindakan pencucian uang melalui perusahaannya, Dunel Indústria e Comércio, yang memiliki pabrik pembuatan komponen elektronik.Â
Hal itu terungkap dari empat agen pasar gelap yang memberikan pembayaran kepada Alberto Youssef oleh perusahaan yang memenangi kontrak dari Petrobras Abreu & Lima Refinery.Â
Kasus itu ternyata melibatkan mantan Direktur Petrobas, Paulo Roberto Costa. Untuk mengurangi hukumannya Paulo Roberto Costa bersedia menjadi semacam justice collaborator untuk mengungakp kasus tersebut.
Mahkamah Agung Brazil sudah menetapkan pemeriksaan terhadap 48 polisi, termasuk mantan presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, pada bulan Maret 2016.Â