Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sebelum Diadili, Koruptor Ini Memutuskan untuk Bunuh Diri

18 April 2019   08:14 Diperbarui: 18 April 2019   17:38 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kita melakukan pemilu tanggal 17 April 2019, mantan Presiden Peru, Alan Gabriel Ludwig García Pérez yang lahir tanggal 23 Mei 1949 dan menjabat sebagai Presiden Peru tahun 1985-1990 kemudian tahun 2006 hingga 2011, melakukan bunuh diri dengan menembak kepalanya setelah Kejaksaan Peru menyampaikan dakwaan korupsi terhadap dirinya. 

Polisi Peru sebenarnya sudah bersiap untuk menahan dirinya terkait dengan kasus korupsi yang dikenal dengan skandal perusahaan Odebrecht (Odebrecht scandal). 

Perusahaan Brazil Odebrecht ini dianggap melakukan transaksi keuangan dengan melibatkan perusahaan pompa bensin dan pencucian mobil. 

Terkait dengan kasus korupsi ini sejumlah tokoh seperti mantan presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva dan Dilma Rousseff dianggap terlibat.

Skandal Odebrecht yang artinya operasi cuci mobil (Operation Car Wash) merupakan kasus korupsi yang terungkap pertama kali dari kasus sebuah perusahaan pencucian mobil di Brazil untuk menghilangkan kesan korupsi (pencucian uang) yang juga melibatkan perusahaan minyak yang dikuasai negara Brazil, Petrobas. 

Sampai saat ini kasusnya masih terus dikembangkan hingga adanya rencana penahanan mantan presiden Peru Alan Garcia terkait dakwaan dari kejaksaan.

Dengan kontrak yang diterima Petrobas terutama untuk pembangunan konstruksi, banyak pejabat yang menerima suap dan untuk menghilangkan kesan korupsi dilakukanlah berbagai kegiatan yang dianggap sebagai pencucian uang. Pencucian uang terkait dengan perusahaan Petrobas ini mencapai 9,5 miliar dollar AS atau senilai Rp 137,75 triliun per 23 Juli 2017.

Kasus ini bermula ketika tahun 2008 pengusaha Hermes Magnus dilaporkan hendak melakukan tindakan pencucian uang melalui perusahaannya, Dunel Indústria e Comércio, yang memiliki pabrik pembuatan komponen elektronik. 

Hal itu terungkap dari empat agen pasar gelap yang memberikan pembayaran kepada Alberto Youssef oleh perusahaan yang memenangi kontrak dari Petrobras Abreu & Lima Refinery. 

Kasus itu ternyata melibatkan mantan Direktur Petrobas, Paulo Roberto Costa. Untuk mengurangi hukumannya Paulo Roberto Costa bersedia menjadi semacam justice collaborator untuk mengungakp kasus tersebut.

Mahkamah Agung Brazil sudah menetapkan pemeriksaan terhadap 48 polisi, termasuk mantan presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, pada bulan Maret 2016. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun