Yang ketiga penataan kawasan Taman Nasional Komodo harus menjadi program nasional, bukan hanya provinsi NTT. Jika memungkinkan, bisa juga dengan melibatkan pihak internasional seperti ketika merenovasi Candi Borobudur beberapa waktu yang lalu.
Ada beberapa hal yang mungkin perlu dilakukan selama penutupan ini. Misalnya membangun tempat bagi pengunjung yang ditutupi kaca “rayban” sehingga para komodo tanpa terganggu karena tidak melihat para pengunjung yang berada di ruang tertutup.
Kemudian provinsi NTT bisa bekerja sama dengan pengusaha untuk membuat restoran besar di mana para pengunjung bisa minum atau makan di sana.
Membiarkan provinsi NTT saja melakukan penataan, apalagi hanya dalam kurun waktu setahun, tidak akan memberikan dampak besar. Provinsi NTT harus mendapatkan dukungan penuh dari semua kalangan.
Semoga nantinya kawasan Taman Nasional Komodo menjadi salah satu daya tarik yang selalu menyenangkan pengunjung karena bisa menikmati kehidupan binatang langka, Komodo, yang hanya ada di Indonesia itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H