Seandainya para pengusaha Indonesia yang memiliki lahan luas mau bekerjsama untuk menghasilkan produk yang bisa diekspor, betapa majunya negeri kita. Di Jepang pajak tanah yang tidak dikelola dibuat dengan harga tinggi sehingga di kotapun lahan tidak ada yang kosong.
Dengan manufaktur karena adanya penurunan ekspor barang perhiasan, minyak kelapa sawit, dan logam dasar mulia.
Namun secara umum sepanjang tahun 2018 ini yakni sejak Januari 2018 sampai November 2018 nilai ekspor Indonesia meningkat. Tahun 2018 ini ekspor Indonesia sudah mencapai US$ 165,81 miliar atau sekitar Rp 2.487,15 triliun atau meningkat 7,69% dibanding periode yang sama tahun 2017.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-November 2018 naik 4,50 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 25,56 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 7,58 persen.
Hubungan baik dengan negara lain juga harus tetap dijaga. Ekspor nonmigas Indonesia pada November 2018 misalnya yang terbesar itu ke Tiongkok yaitu US$2,01 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,46 miliar dan Jepang US$1,36 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,87 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,37 miliar.
Dengan demikian ungkapan permusuhan dengan negara lain sesungguhnya tidak tepat di era teknologi informasi ini. Justeru sebaliknya, bagaimana kita meningkatkan hubungan kita agar nilai ekspor kita meningkat dan kalau harus melakukan impor bagaimana caranya agar biaya dan harganya tidak terlalu tinggi sehingga lebih menguntungkan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Para kepala daerah sebaiknya lebih giat untuk melakukan yang terbaik, bukan berlomba untuk melakukan korupsi. Lebih baik ikut pola hidup sederhana Jokowi sehingga tidak perlu korupsi. Ekspor Indonesia pada Januari-November 2018 yang terbesar berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$28,00 miliar (16,89 persen), diikuti Jawa Timur US$17,66 miliar (10,65 persen) dan Kalimantan Timur US$16,96 miliar (10,23 persen). Sebaiknya Kementerian Perdagangan memberikan penghargaan kepada para gubernur ketiga wilayah ini untuk memicu yang lain.
Di bidang impor, ternyata Indonesia sangat membutuhkan produk dari negara lain. Tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Januari-November 2018 Tiongkok dengan nilai US$40,85 miliar (28,07 persen), Jepang US$16,61 miliar (11,41 persen), dan Thailand US$10,09 miliar (6,94 persen).
Seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh terlena, baik karena euforia maupun persaingan menjelang pemilu 2019 maupun karena sudah mulai menikmati hidup di alam kemerdekaan ini. Kita harus tetap belajar dan bekerja keras agar tidak tertinggal dari Malaysia, Vietnam, Singapura, Tiongkok, Jepang, dll.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI