Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Ratna Sarumpaet Tidak Baik untuk Anak-anak

5 Oktober 2018   11:35 Diperbarui: 5 Oktober 2018   16:53 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apapun latar belakang dan alasannya apa yang ditunjukkan Ratna Sarumpaet sangat buruk bagi karakter seseorang. Tanggal 2 Okotber 2018 Ratna mengatakan bahwa dirinya tanggal 21 September 2018 dipukulin orang di Bandung hingga babak belur bahkan dia tidak melaporkan penganiyaan itu kepada polisi karena sudah tidak percaya lagi kepada lembaga kepolisian.

Memang selama ini Ratna Sarumpaet sudah dikenal sangat kritis terhadap sikap pemerintah. Ketika KM Sinar Bangun tenggelam di danau Toba 18 Juni 2018 yang menelan korban ratusan jiwa. Tanggal 2 Juli 2018 Ratna Sarumpaet datang ke danau Toba dan memprotes mengapa pencarian mayat dihentikan. Saat itu ditampilkan pertengkaran antara Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Ratna Sarumpaet.

Masih banyak lagi kritikan tajam bahkan tuduhan Ratna Sarumpaet terhadap pemerintah, termasuk Presiden Jokowi di berbagai media.

Dengan demikian berita yang didukung dengan gambar viral yang menunjukkan "wajah Ratna Sarumpaet" babak belur mudah sekali menyulut perhatian masyarakat karena dianggap pola-pola zaman Orde Baru seperti bangkit lagi. Artinya karena Ratna Sarumpaet sering mengritik pemerintah maka dia dianaya oleh "orang tidak dikenal" ketika berkunjung ke Bandung.

Apa yang dilakukan orang mendengar berita Ratna Sarumpaet itu?

Prabowo membuat pernyataan keras yang menganggap pelaku penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet pengecut karena dilakukan terhadap wanita yang sudah berusia 70 tahun.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, serta anggota DPR Rachel Maryam tidak kurang memberikan pernyataan yang senada. Tokoh nasional yang sering memberikan pernyataan kontoversial Amin Rais juga mengecam tindakan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

Pihak Kepolisian RI tidak tinggal diam, namun sulit mengetahui siapa pelaku penganiayaan tersebut. Pihak kepolisian bertindak cepat mencari pelakunya dan setelah ditelususri bahwa Ratna Sarumpaet tanggal 21 September 2018 tidak pernah ke Bandung dan berdasarkan bukti yang kuat berada di Jakarta di sebuah rumah sakit untuk perawatan wajahnya.

Namun masyarakat tidak percaya begitu saja dengan informasi polisi itu karena Ratna Sarumpaet maupun pihak Prabowo seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah sangat "memahami" bagaimana menguasai media sehingga kalau ada yang meragukan pengakuan Ratna biasanya Fadli Zon dan Fahri Hamzah dengan sangat meyakinkan akan menyanggahnya.

Tiba-tiba Indonesia dikejutkan Ratna Sarumpaet. Tanggal 3 Oktober 2018, yakni hanya satu hari setelah pengakuannya dikeroyok orang tak dikenal di Bandung hingga babak belur, dia membuat pengakuan bahwa berita itu ternyata tidak benar alias bohong. Bahkan dengan "bangga" dia mengatakan bahwa dialah pencipta berita hoaks terbaik.

Apa yang terjadi dengan foto itu, bagaimana dengan sikap keras capres Prabowo, Amien Rais, Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan Rachel Maryam? Cukupkah mengikuti sikap Ratna Sarumpaet dengan meminta maaf?

Apapun yang terjadi sekitar kasus yang menyeruak ke media tanggal 2 Oktober 2018 dan disanggah tanggal 3 Oktober 2018 atau sehari kemudian oleh Ratna Sarumpaet sendiri sangat tidak baik untuk negeri ini. Semoga anak-anak Indonesia tidak ada yang mengikuti beritanya dan jangan sampai orang asing menganggap orang Indonesia seperti Ratna Sarumpaet yang berbohong itu. Atau kalau ada pertanyaan dari anak-anak sekolah sebaiknya guru menjelaskan bahwa itu bukan perilaku orang Indonesia. 

Justeru orang tidak percaya lagi kalau sudah terbukti berbohong, seperti pepatah orang Indonesia yang mengatakan Setali pembeli kemenyan, sekupang pembeli ketaya, Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya. Kalau sudah ketahuan pernah berbohong sekali saja, maka orang tidak akan percaya lagi seumur hidupnya terhadap orang itu.

Para pemimpin Indonesia juga harus berani menyatakan bahwa tindakan seperti itu tidak sesuai dengan sikap luhur bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun