Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tapi Kenapa......?

31 Oktober 2017   08:14 Diperbarui: 31 Oktober 2017   17:36 4755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum genap lima tahun Joko Widodo memerintah, sudah mulai muncul pembicaraan siapa calon presiden tahun 2019. 

Pembicaraan sore ini dengan teman sungguh menarik. Dimulai dari Presiden AS Donald Trump yang tidak disukai media, terutama CNN. Sebelum menjadi presiden, Trump sudah dikenal sebagai pengusaha sukses kalau tidak mau disebut orang kaya. Tentu dia sadar bahwa dengan menjadi presiden banyak juga yang membencinya. Tapi kenapa dia mau menjadi presiden?

Dari AS secepat kilat kami kembali ke tanah air. Pembahasannya tentang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dua periode alias sepuluh tahun menjadi presiden. Walau saat SBY menjadi presiden sepertinya masyarakat cukup puas, namun saat ini SBY sepertinya kurang bahagia. Kenapa ya?

Tanpa menemukan jawaban, kami mundur lagi ke zaman Megawati Soekarnoputri, yang merupakan presiden wanita pertama. Namun masyarakat lebih memilih SBY dibandingkan dengan putri presiden pertama Indonesia itu.

Belum sempat membahas zaman Gus Dur, teman mencoba melihat dari segi usia. Donald Trump yang berusia 70 tahun dan Barack Obama yang berusia 47 tahun saat menjadi presiden. Banyak rakyat AS, terutama pendukung Trump menganggap Obama tidak berhasil.

Begitu sulitkah untuk menjadi presiden atau kepala pemerintahan yang berhasil?

Belum sempat terjawab, sudah muncul contoh presiden Soeharto yang memerintah sebagai presiden 32 tahun namun dianggap rakyat gagal sehingga dipaksa mundur oleh rakyat.

Lalu pertanyaannya mengapa masih banyak orang yang tertarik menjadi kepala pemerintahan padahal sulit atau bahkan sangat sulit?

Teman hanya tersenyum sambil mengatakan itulah fitrah manusia yang senang atau haus akan kekuasaan. 

Lalu mencoba melihat seluruh pemerintahan di dunia di mana saat ini ada 193 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan semua kepala pemerintahnya mengatakan ingin melayani rakyatnya. Namun belum ada satu negarapun yang mengatakan bahwa mantan kepala pemerintahan setelah tidak menjabat lagi dianggap berhasil. 

Joko Widodo bisa saja nanti menjabat dua periode, namun setelah tidak menjabat lagi sudah bisa dipastikan banyak juga yang kecewa.

Tapi kenapa masih ada bahkan banyak yang mau menjadi presiden atau kepala pemerintahan?

Ah, aku tidak akan maulah jadi presiden kalau harus seperti itu jika sudah tidak menjabat lagi. Lebih baik jadi penulis saja sambil menulis apa saja...Berbuat untuk memperbaiki negeri tidak harus menjadi kepala pemerintahan bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun