Belum genap lima tahun Joko Widodo memerintah, sudah mulai muncul pembicaraan siapa calon presiden tahun 2019.Â
Pembicaraan sore ini dengan teman sungguh menarik. Dimulai dari Presiden AS Donald Trump yang tidak disukai media, terutama CNN. Sebelum menjadi presiden, Trump sudah dikenal sebagai pengusaha sukses kalau tidak mau disebut orang kaya. Tentu dia sadar bahwa dengan menjadi presiden banyak juga yang membencinya. Tapi kenapa dia mau menjadi presiden?
Dari AS secepat kilat kami kembali ke tanah air. Pembahasannya tentang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dua periode alias sepuluh tahun menjadi presiden. Walau saat SBY menjadi presiden sepertinya masyarakat cukup puas, namun saat ini SBY sepertinya kurang bahagia. Kenapa ya?
Tanpa menemukan jawaban, kami mundur lagi ke zaman Megawati Soekarnoputri, yang merupakan presiden wanita pertama. Namun masyarakat lebih memilih SBY dibandingkan dengan putri presiden pertama Indonesia itu.
Belum sempat membahas zaman Gus Dur, teman mencoba melihat dari segi usia. Donald Trump yang berusia 70Â tahun dan Barack Obama yang berusia 47Â tahun saat menjadi presiden. Banyak rakyat AS, terutama pendukung Trump menganggap Obama tidak berhasil.
Begitu sulitkah untuk menjadi presiden atau kepala pemerintahan yang berhasil?
Belum sempat terjawab, sudah muncul contoh presiden Soeharto yang memerintah sebagai presiden 32 tahun namun dianggap rakyat gagal sehingga dipaksa mundur oleh rakyat.
Lalu pertanyaannya mengapa masih banyak orang yang tertarik menjadi kepala pemerintahan padahal sulit atau bahkan sangat sulit?
Teman hanya tersenyum sambil mengatakan itulah fitrah manusia yang senang atau haus akan kekuasaan.Â
Lalu mencoba melihat seluruh pemerintahan di dunia di mana saat ini ada 193 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan semua kepala pemerintahnya mengatakan ingin melayani rakyatnya. Namun belum ada satu negarapun yang mengatakan bahwa mantan kepala pemerintahan setelah tidak menjabat lagi dianggap berhasil.Â
Joko Widodo bisa saja nanti menjabat dua periode, namun setelah tidak menjabat lagi sudah bisa dipastikan banyak juga yang kecewa.
Tapi kenapa masih ada bahkan banyak yang mau menjadi presiden atau kepala pemerintahan?
Ah, aku tidak akan maulah jadi presiden kalau harus seperti itu jika sudah tidak menjabat lagi. Lebih baik jadi penulis saja sambil menulis apa saja...Berbuat untuk memperbaiki negeri tidak harus menjadi kepala pemerintahan bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H