Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beda antara Mimpi Pejabat dan Rakyat di Atas Danau Toba

29 September 2017   08:42 Diperbarui: 30 September 2017   14:50 3494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: kemenpar.go.id

Banyak yang bermimpi tentang Danau Toba. Presiden Jokowi bermimpi agar Danau Toba bisa menarik turis asing seperti Bali. Menteri Pariwisata Arief Yahya bermimpi agar Danau Toba bisa seperti Monaco. Dubes RI di Argentina Jonny Sinaga bermimpi agar Danau Toba bisa seperti Bariloche di Argentina. Dubes RI Hotmangaraja Panjaitan di Paris bermimpi agar Danau Toba bisa seperti Danau Jenewa di Swiss. Menteri Luhut Panjaitan bermimpi agar masyarakat di sana bisa hidup bahagia dan ramah terhadap para pengunjung.

Mimpiku hanya sederhana: agar masyarakat di sekitar danau Toba bisa hidup lebih baik sedikit, dan bukan jadi penonton apalagi korban, saat para turis membanjiri Danau Toba. Tidak lagi hanya makan nasi dan ikan asin yang dibakar (gulamo natinutung) setiap hari seperti diriku di masa kecil. 

Danau Toba, 27 September 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun