Ada tawaran menarik ketika akan diadakannya balapan mobil kelas Jeep di sirkuit Ancol (waktu itu Sirkuit Sentul belum ada). Karena ini murni akan menguji kecepatan mobil dibanding keterampilan mengemudikan mobil. Berarti power mobil harus ditambah lagi, bagaimana caranya?
Mekanik menyarankan untuk mengganti karburator standar dengan karburator Webber 2 barrel. Kebetulan sang mekanik bersedia meminjamkan karburator tersebut tanpa biaya tambahan kecuali ongkos bongkar pasang.
Kemudian mekanik juga mengganti kipas radiator yang tadinya manual menggunakan fanbelt menjadi kipas radiator elektrik agar beban mesin lebih ringan. Dan tentunya fanbelt AC juga dilepas agar tidak menjadi beban mesin.
Di sirkuit balap, walaupun Jimny-ku lebih unggul dibanding Jimny-Jimny peserta lain tapi belum sanggup mengalahkan raksasa CJ7 dan Hardtop yang berkapasitas sekitar 4.000 cc.
Akhir Petualangan
Petualanganku dengan Suzuki Jimny Jangkrik LJ80V harus ku akhiri pada tahun 1986 ketika Bapakku meninggal dunia. Karena sudah tidak ada lagi sponsor yang menanggung biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memodifikasi mobil sedangkan waktu itu aku juga harus konsentrasi menyelesaikan kuliah di Universitas Trisakti.
Jadi lupakanlah dunia sport otomotif bersama Suzuki Jimny Jangkrik yang telah memberikan pengalaman-pengalaman mendebarkan sekaligus menyenangkan dan, yang paling penting, memberikan keterampilan dalam mengemudikan mobil. Sambil tentunya berharap suatu saat bisa kembali ke dunia sport otomotif ini.
Jimin
Suzuki Jimny Jangkrik memberikan kenangan tak terlupakan sampai detik ini dimana teman-temanku memberikan julukan nama baru kepadaku, dari Andri menjadi Jimin karena dulu terlalu lekat dengan Jimny sampai melupakan cewek sekitar.
Jadi kalau ada yang nanya, Andri mana? ... Jawab saja Andri Jimin!
*