Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Berharap Perubahan Mindset Wali Kota Depok yang Baru

12 November 2024   06:50 Diperbarui: 12 November 2024   08:36 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar 2 minggu lagi menuju Pilkada serentak 27 November 2024. Masyarakat yang memiliki hak pilih, tentu ingin ada Kepala Daerah yang mampu mengelola daerahnya dengan baik.

Sebagai warga ber-KTP Depok yang tinggal di Cinere sejak tahun 1998, kami ingin ada perubahan mindset dari Walikota Depok yang Baru kelak, siapapun itu, terhadap Kota Depok.

Apa perubahan mindsetnya?

1. Mindset Pemerataan Pembangunan

Pembangunan Kota Depok tidak hanya fokus pada daerah Margonda saja tapi lebih luas lagi sampai ke Bojong Sari, Sawangan, Tapos, Cinere dan daerah-daerah pinggiran lainnya. Artinya jangan hanya Margonda saja yang dipercantik tapi daerah lainnya juga mau dong.

Kenapa?

Cobalah sekali-kali Anda berkunjung ke Kota Depok... yang terasa sebagai Kota adalah jalan raya Margonda saja. 

Disana segala macam ada, dari mulai Balaikota (tempat Walikota berkantor), berbagai Mall, Hotel, Terminal Angkutan Umum, Stasiun Kereta Depok Baru, Perkantoran, Pertokoan dan lain-lain. Dengan jalan raya yang lebar serta trotoar pejalan kaki pun dibuat lega.

Tapi jika Anda bergeser sedikit dari jalan raya Margonda, maka Anda akan menemukan suasana perkampungan dengan jalanan yang sempit tanpa trotoar, kurang terurus dan jauh dari kesan Kota.

Contoh kasus, wilayah Cinere. Sudah bukan rahasia lagi bahwa jalan raya Cinere macet parah tiap pagi dan sore hari serta hari libur sekalipun, apalagi sejak ada akses Tol Depok-Antasari dan Tol Serpong-Jagorawi. 

Wilayah ini berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan sehingga jalan raya Cinere menjadi jalur utama warga Depok untuk menuju Jakarta begitu pula sebaliknya.

Ada satu titik kemacetan yaitu ruas jalan antara pertigaan jalan Markisa (Blok B) sampai pertigaan jalan Bandung (Blok M), tepatnya di perempatan Pasar Segar dan Living Plaza, yang disebabkan oleh penyempitan jalur jalan, dari 4 lajur menjadi 2 lajur. Ini sudah terjadi sejak tahun 2000-an.

Pernah suatu kali warga Cinere mengundang Walikota Depok Bapak Nur Mahmudi Ismail (2006-2016) untuk berkunjung ke Komplek Blok M. Beliau merasakan sendiri kemacetan ketika memasuki jalur menyempit di jalan raya Cinere.

Berita baik pun datang di tahun 2010 ketika Pemkot Depok berencana melebarkan jalan raya Cinere. Dari obrolan dengan pemilik ruko di sekitaran jalan tersebut, lahan mereka akan cukup banyak terkena pelebaran jalan. Tapi demi kemajuan wilayah Cinere, mereka ikhlas kok.

Tapi berita buruk malah datang lebih cepat. Sampai pertengahan tahun 2024, jalan raya Cinere tidak kunjung diperlebar sehingga kemacetan tetap abadi sampai sekarang.

Nah, saat ini sejak bulan Oktober 2024 sampai sekarang, Alhamdulillah sedang dilakukan pelebaran jalan raya Cinere.

Kali ini niat Pemkot Depok benar-benar direalisasikan, tapi ... pelebaran jalan ini diluar ekpektasi warga. Pelebaran jalan hanya selebar 1/2 meter dan 1 meter di kiri dan kanan jalan. Tidak merubah menjadi 4 lajur seperti yang diharapkan tapi terkesan hanya memberikan ruang untuk sepeda motor.

Sumber gambar: koleksi pribadi
Sumber gambar: koleksi pribadi

Penyebabnya adalah sudah banyak bangunan, tiang listrik, papan reklame dan lain-lain di sepanjang jalan raya yang menyempit itu sehingga tidak mungkin menggeser segala macam bangunan untuk menjadi 4 lajur. Ini beda banget dengan tahun 2010 ketika kiri dan kanan jalan masih memiliki ruang yang cukup lebar dan belum dipenuhi bangunan seperti sekarang, ditunda 14 tahun sih.

Dan yang paling menyedihkan adalah pelebaran jalan ini mengorbankan Halte SDN 01 (Sekolah Dasar) yang biasanya dipenuhi anak-anak yang pulang sekolah untuk menunggu Angkutan Umum, sementara disaat yang sama Halte Balaikota dipercantik sedemikian rupa walaupun jarang ada warga yang menunggu di Halte tersebut.

Sumber gambar: koleksi pribadi
Sumber gambar: koleksi pribadi

Contoh kasus pelebaran jalan ini banyak terjadi di wilayah lain Kota Depok.

2. Mindset Memanusiawikan Angkot

Nah, bicara tentang Angkutan Umum terutama Angkot, mohon deh agar Walikota Baru lebih memprioritaskan peremajaan Angkot-Angkot tersebut karena sebagian besar Angkot Depok sudah uzur bahkan berumur 20 tahun keatas. Sudah tidak manusiawi untuk ditumpangi.

Angkot jurusan Cinere-Depok khususnya bernomor kode 110, 105, 102 dan 61, masih sama persis dengan Angkot yang tiap hari saya tumpangi di tahun 2000-2006 ketika saya masih bekerja di daerah Cimanggis Depok. Bedanya, kalau dulu masih mulus, kini sudah banyak karatnya. Naik Angkot 20 tahun lalu nyaman lhoo.. bisa ketiduran pula.

Dengan maraknya ojol, Angkot memang seolah terlupakan. Padahal Angkot adalah angkutan umum yang aman karena selalu berjalan lambat dengan kecepatan 20 km/jam dan penumpang pun tidak basah ketika hujan turun.

Memang, bulan Juli 2024 lalu Pemkot Depok meluncurkan Angkot ber-AC, tapi jumlahnya masih secuil dibanding Angkot konvensional yang beroperasi di Kota Depok.

Jika Walikota Baru ingin lihat kondisi Angkot Depok, coba deh nongkrong sejenak di Halte Balaikota yang keren itu karena semua Angkot Depok akan melewati Balaikota untuk menuju ke Terminal Depok.

Sumber gambar: kompas.id/NASRUN KATINGKA 
Sumber gambar: kompas.id/NASRUN KATINGKA 

Atau paling gampang, coba lewat jalan belakang dan berkunjung langsung ke Terminal Depok yang berada persis dibelakang Balaikota.

Lihatlah kondisi armada Angkot disana dan coba hitung, ada berapa Angkot Depok yang tidak berkarat?  

Pengguna Angkot kebanyakan adalah orang-orang menengah kebawah yang, bisa jadi, tidak mempunyai ongkos lebih untuk naik Ojol. Walaupun begitu kondisi Angkot harus lebih manusiawi daripada saat ini.

Semoga dengan perubahan mindset dari Walikota Depok yang Baru nanti akan merubah citra Kota Depok menjadi Kota yang Aman, Nyaman dan Manusiawi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun