Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menunggu Jasa Bapak Pu-udom!

2 Mei 2024   09:51 Diperbarui: 2 Mei 2024   10:06 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang pertandingan melawan Irak nanti malam, pendukung Timnas Merah Putih kembali dihantui oleh anggapan kecurangan wasit.

Sebab, tokoh utama Wasit VAR yang kerap membisiki Wasit Utama ditengah pertandingan akan tampil kembali. Beliau adalah Sivakorn Pu-udom asal Thailand.

Pada pertandingan nanti malam Bapak Pu-udom dinobatkan sebagai Asisten Wasit VAR membantu Abdullah Dhafer A Al Shehri dari Arab Saudi sebagai Wasit Utama VAR. Artinya Beliau masih memiliki peranan 50% sebagai Wasit VAR. Apakah Beliau dapat berprestasi untuk mencetak hattrick merugikan Timnas Indonesia? Kita tunggu saja..

VAR (Video Assistant Referee) sejatinya merupakan merupakan teknologi video yang berguna membantu Wasit untuk mengambil keputusan krusial selama pertandingan. Tapi karena video tersebut dikontrol oleh manusia, jadi kemungkinan kesalahan atau kecurangan masih dapat terjadi.

Walaupun demikian beberapa Wasit Indonesia bersertifikat FIFA yang ikut menganalisa video VAR menyatakan bahwa tidak ada kecurangan disana, keputusan Wasit sudah tepat berkat bantuan VAR.

Banyak pemain dunia yang kurang suka penggunaan VAR. Saya sendiri adalah salah satu yang tidak setuju penggunaan VAR di pertandingan sepakbola karena, menurut saya, kesalahan manusiawi dari Wasit Utama atau bahkan Wasit yang berat sebelah, itu adalah seninya sepakbola, dimana penonton akan dapat meneriakan kata-kata makian, "Wasit g*bl*k.. Wasit g*bl*k.. Wasit g*bl*k.." sepanjang pertandingan, seru!

Salah satu keuntungan VAR adalah dapat membuat pemain-pemain sepakbola berhati-hati dalam melakukan pelanggaran karena jika VAR sudah beraksi, kemungkinan mendapat hukuman yang lebih berat daripada keputusan Wasit Utama sebelumnya.

Dalam konferensi pers jelang melawan Irak, STY mengatakan, "Para pemain telah menampilkan yang terbaik, tapi karena beberapa keputusan Wasit, takdir juga bisa berubah. Jadi, itu mungkin terasa sangat berat".

STY pun harus menekankan kepada para pemain untuk mengurangi kesalahan-kesalahan apapun dalam pertandingan nanti karena potensi kecurangan masih dapat terjadi.

"Soal pertandingan kontra Irak, tentunya, kedua tim ingin mengeluarkan performa terbaiknya, dan karena itu, saya harap AFC bisa membuat laga ini menjadi adil," pungkas pelatih asal Korea Selatan itu.

Semua penduduk dunia juga berharap, pertandingan sepakbola harus menjunjung tinggi sportifitas. Apapun keputusan Wasit, baik itu Wasit Utama atau Wasit VAR harus kita hormati. Inilah kondisi sepakbola masa kini, masih ada celah untuk melakukan kesalahan.

Bapak Pu-udom sejatinya telah berjasa bagi sepakbola Indonesia, yaitu dengan menghindarkan Indonesia berada dalam satu grup dengan Israel, jika Indonesia menjadi juara AFC Cup ini (AFC1 di Grup D).

Sumber gambar: kompastv.com
Sumber gambar: kompastv.com

Nah.. jasa Bapak Pu-udom ditunggu kembali agar sedikit membantu Indonesia menjadi juara ke 3 AFC Cup dengan mengalahkan Irak. Apalagi negara Bapak Pu-udom, Thailand pernah mengalahkan Irak.

Paling tidak jangan memberikan pinalti untuk Irak karena di beberapa pertandingan, Irak selalu mendapatkan pinalti.

Ayo semangat Bapak Pu-udom, Anda bisa jadi Pahlawan Indonesia!

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun