Lalu, apa dong cita-cita Towel?
Cita-cita Towel adalah Timnas U-23 bermain tanpa pemain naturalisasi (baca: pemain keturunan) untuk menguji kualitas STY!
Hal ini tercermin dalam acara Hot Room yang dinahkodai Hotman Paris di stasiun televisi swasta ketika membahas tentang kemungkinan absennya Nathan Tjoe-A-On di pertandingan melawan Korea Selatan. Towel berkeinginan STY ditantang bermain tanpa kehadiran Nathan.
"Tetapi seharusnya kita challenge, ketika tanpa Nathan, apa yang akan dilakukan oleh STY?" kata Towel. "Kita sedang menguji kualitas STY, kita mau lihat. Kalau disuapin terus sama Erick Thohir, enak betul STY".
Seperti kita ketahui, Nathan berperan sebagai Jendral lapangan tengah Timnas U-23, walaupun posisi aslinya sebagai bek kiri. Nathan pandai mengatur serangan atau bertahan, kuat beradu badan, umpan-umpannya cukup memanjakan pemain lain, pergerakannya sangat lincah: intinya dimana ada bola, disitu ada Nathan.
Nah.. pada pertandingan Timnas U-23 melawan Uzbekistan U-23 pada hari Senin yang akan datang, Rafael Struick yang bermain gemilang ketika melawan Korea Selatan, tidak dapat dimainkan karena akumulasi kartu kuning.
Peranan Rafael di Timnas U-23 juga cukup dominan, punya kecepatan, pintar membaca situasi, cerdas dalam memanfaatkan peluang dan mampu menembak atau memberikan umpan silang. Dua gol yang dia ciptakan ke gawang Korea Selatan, yang satu melalui tendangan spektakuler dan yang satu lagi berkat kecerdasannya membaca pergerakan 3 pemain Korea Selatan.
Senin depan, cita-cita Towel tercapai: ketika The Mastermind STY diuji tanpa Rafael, apa yang akan dilakukan oleh STY?
Selamat Towel, anda benar-benar Mister Too Well!