Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berbagi Info: Suasana Kota di Jepang

14 April 2024   10:04 Diperbarui: 14 April 2024   10:59 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: rakutentravel.com

Masih ada yang minat pindah ke Jepang?

Ijinkan saya untuk melanjutkan cerita-cerita tentang kehidupan dan kebiasaan sehari-hari di Jepang sebagai lanjutan dari cerita saya sebelumnya tentang Pengalaman Bekerja di Jepang dan Pengalaman Ramadan dan Puasa di Jepang.

Ini pengalaman diakhir tahun 1900-an dan awal tahun 2000-an, tapi menurut rekan yang sekarang tinggal di Jepang, tidak ada perubahan yang signifikan dalam tradisi kehidupan masyarakat Jepang.

Latar Belakang

Sejatinya, saya pernah 3 kali ditugaskan ke Osaka, Jepang selama saya bekerja di Perusahaan Jepang itu, dalam kurun waktu antara tahun 1996 - 2002.

  • Yang pertama, on the job training part 1 selama 1 tahun.
  • Yang kedua, on the job training part 2 selama 8 bulan.
  • Yang ketiga, pendampingan karyawan training selama 2 minggu.

Suasana Kota Osaka

Beda dengan di Indonesia dimana kota-kota selalu lebih ramai daripada desa, di Osaka saat siang hari, terutama di daerah perumahannya, relatif sepi kecuali pas jam berangkat atau pulang kerja.

Mungkin masyarakatnya sedang sibuk bekerja di kantor, sekolah atau memang penduduk Jepang tidak banyak. Yang jelas tidak ada orang-orang yang nongkrong ngobrol-ngobrol di pinggir jalan. Hal ini saya amati ketika sedang dalam perjalanan bermobil ke suatu tempat bersama Karyawan Perusahaan yang melewati daerah perumahan.

Waktu itu kami tidak boleh duduk di depan mendampingi sang Pengemudi karena faktor keselamatan, katanya. Wah sampai segitunya perhatian mereka.

Jika Anda haus atau lapar, ada banyak vending machine dipinggir jalan, tinggal masukan uang kertas atau koin, Anda bebas memilih makanan atau minuman. Atau kalau mau ke Minimarket pun banyak tapi bukan Alfa Mart atau Indomaret lho ya, kebanyakan Lawson dan Family Mart.

Lalu lintas

Jepang memang terkenal dengan disiplin yang tinggi termasuk berlalu lintas. Dalam perjalanan di daerah perumahan yang sepi, beberapa perempatan tertulis "tomare" (stop) di aspal jalan.

Mobil yang dikemudikan Karyawan Perusahaan itu benar-benar berhenti dibelakang garis, lalu dia tengok kiri kanan, dan berjalan kembali setelah dianggap aman. Keren kan?!

Hal yang sama juga terjadi ketika mobil akan melewati zebra cross yang tanpa lampu lalu lintas. Dari jauh, pengemudi sudah mengurangi kecepatan, jika ada orang yang hendak menyeberang maka mobil akan berhenti dibelakang garis untuk memberi jalan si penyeberang.

Sumber gambar: alamy.com
Sumber gambar: alamy.com

Tapi Anda jangan coba-coba menyeberang sembarangan. Ada seorang rekan yang menyeberang tidak lewat zebra cross dan, kebetulan, terlihat oleh Petugas Kepolisian. Serta merta rekan tersebut ditangkap dan dibawa ke Pos Polisi. Untungnya sang rekan membawa kartu nama Penanggung Jawab on the job training di Perusahaan sehingga Polisi menghubungi beliau dan akhirnya rekan tersebut dibebaskan.

Di jalan tol ada kemacetan? Tentu saja ada tapi yang membedakan dengan Indonesia adalah toleransi sesama pengemudi.

Saat jalan tol padat merayap dan di samping mobil kita ada mobil yang menyalakan lampu sein untuk pindah jalur, maka sang Karyawan Perusahaan melepaskan pedal gas untuk memberi jalan kepada mobil tersebut. Wah!

Beda banget dengan di Indonesia yang biasanya malah langsung nge-gas untuk menutup ruang kosong didepan mobil agar mobil tersebut tidak bisa pindah jalur ke depan mobil kita.

Yang agak aneh adalah banyak ditemukan mobil-mobil keren yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya di tepi jalan atau di pinggir sungai, padahal mobil-mobil itu tergolong masih bagus lho.

Menurut info Karyawan Perusahaan Jepang, mobil-mobil itu memang sudah dibuang pemiliknya karena usia mobil di Jepang hanya 5 tahun, setelah itu tidak ada harganya lagi sementara pajaknya pun mahal. Ooo begitu.. kirim ke Indonesia aja pak!

Transportasi

Transportasi utama di Jepang adalah Kereta Listrik. Jalur Kereta sudah saling terintegrasi sehingga sangat memudahkan kita untuk pergi kemana-mana.

Kereta antar kota biasanya menggunakan Kereta Cepat Shinkansen. Kereta ini sudah ada sejak tahun 1964 (Indonesia: Kereta Cepat Woosh dimulai tahun 2023) selain cepat juga sangat nyaman dan on time. Jika ingin melihat pemandangan indah, cobalah Shinkansen jalur Tokyo - Osaka, maka Anda akan disuguhi pemandangan indah Gunung Fuji yang bersalju di puncaknya.

Didalam kota juga menggunakan Kereta Listrik baik diatas tanah ataupun dibawah tanah, semacam MRT di Jakarta tapi dengan disiplin yang tinggi khas Jepang.

Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi
Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi

Ada budaya berbaris antri sebelum masuk Kereta dan selalu memberi jalan kepada penumpang yang keluar dari Kereta lebih dulu, tidak saling serobot. Jika Anda ingin jalan-jalan naik Kereta lebih baik diluar jam berangkat atau pulang kantor agar tidak berdesak-desakan.

Kereta LRT pun ada, utamanya di kota Yokohama. Jalur Kereta yang tanpa masinis ini meliuk-liuk diantara gedung-gedung apartemen untuk melayani penumpang di stasiun yang dekat dengan pemukiman.

Cerita lengkap tentang Kereta, sudah saya tuangkan di tulisan saya yang berjudul Kereta Cepat, MRT, LRT Jepang 1997.

Atau Anda mau jalan-jalan naik Bis Umum? Ada kok yang mirip Bis Transjakarta yang selalu berhenti di halte dan ada jadwal-jadwalnya. Tapi jadwal tercantum tidak selalu 100% tepat karena faktor lalu lintas yang dilewati.

Trotoar

Yang paling menakjubkan adalah trotoar untuk pejalan kaki yang lebar, bersih dari sampah dan sangat bebas hambatan tanpa ada pohon atau warung-warung yang menghalangi seperti di Indonesia.

Trotoar juga tersedia di area pemukiman walaupun tidak selebar yang ada di jalan raya tapi menggunakan standar yang sama, seperti area penyeberangan, marka untuk para tuna netra dan lain-lain. Pokoknya selama di Jepang, Anda wajib berjalan di trotoar, jangan jalan-jalan di badan jalan yaa.. bisa ditangkap Polisi nanti. 

Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi
Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi

Trotoar ini menyatu dengan jalur sepeda tapi pesepeda akan mengalah kepada pejalan kaki sehingga tidak terjadi benturan disana. Jika trotoarnya menyempit, maka sepeda diijinkan untuk melewati badan jalan. Dan, yang unik, sepeda juga wajib menyeberang di zebra cross.

Jika Anda jalan-jalan membawa hewan peliharaan, jangan lupa wajib bawa kantong pup yaa.. karena pemilik wajib membersihkan dan membuang pup hewan tersebut.

Refreshing ala Jepang

Para pekerja Jepang, walaupun di jam kerja mereka serius bekerja tetapi mereka juga perlu refreshing. Kadang saat tidak lembur, mereka mengajak kami untuk makan-makan menikmati masakan khas Jepang sepulang kerja.

Selayaknya basa-basi ala Jepang, biasanya mereka akan menawarkan kami untuk minum sake atau bir. Jika kami tolak, mereka akan maklum karena sebagai umat Islam kami dilarang minum minuman keras. Kebanyakan dari mereka akan minum sake atau bir sampai mabuk dan berkaraoke ria bahkan mereka sampai sempoyongan saat berjalan pulang.

Tapi herannya, keesokan harinya mereka dapat kembali semangat bekerja tanpa ada tanda-tanda mabuk malam harinya. Ternyata, itulah refreshing gaya Jepang untuk menghindari kejenuhan bekerja.

Refreshing ala Indonesia

Mereka pun paham refreshing gaya Indonesia yang lebih suka menikmati keindahan alam, salah satunya keindahan bunga Sakura di musim semi. Biasanya bunga Sakura mulai bermekaran setelah musim dingin di bulan Maret - April, bulan rekomendasi jika ingin berlibur ke Jepang, tidak kedinginan dan tidak kepanasan.

Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi
Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi

Sepulang kerja, mereka mengajak kami ke sebuah taman untuk menikmati pemandangan keindahan bunga Sakura kebanggaan Jepang, ini disebut acara "hanami" (melihat bunga). Area hanami ini juga ramai oleh para keluarga Jepang dan pedagang kaki lima.

Saat libur pun mereka kerap menawarkan kami untuk menikmati keindahan alam Jepang.

Misalnya saat mereka mengajak kami ke sebuah desa yang sedang panen strawberry. Disana kami bebas untuk memetik buah strawberry sepuasnya dengan membayar 500 yen. Tapi syaratnya harus makan ditempat, tidak boleh dibawa pulang. Jika mau dibawa pulang, tersedia paket strawberry yang bisa dibeli. Metode seperti ini akhirnya diadopsi di kebun strawberry kawasan Lembang Jawa Barat.

Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi
Sumber gambar: Koleksi Foto Pribadi

Judi

Anda suka judi? Di Jepang judi tidak dilarang bahkan diberi tempat khusus, namanya Pachinko yang tersebar di banyak tempat dan ada batasan umur untuk masuk ke area Pachinko ini.

Sebetulnya Pachinko adalah permainan ini mirip dengan mesin jackpot di Amerika, dimana pemain harus melemparkan bola logam ke dalam mesin pachinko yang memiliki ratusan pin dan mencoba mendapatkan kombinasi untuk menang.

Area Dewasa

Selain judi, gambar atau film dewasa juga tidak dilarang kok walaupun tidak dijual ditempat umum. Jika anda masuk ke toko video (jaman dulu laser disc) atau toko buku/majalah, coba deh cek di sudut-sudut toko tersebut, biasanya mereka juga jual yang khusus dewasa. Anda tinggal pilih, kalau suka lhooo..

Oleh-oleh

Nah, kalau mau beli oleh-oleh, pakaian, sepatu atau keperluan lainnya, sebaiknya cari di pertokoan di jalan umum, jangan yang di Mall. Biasanya dekat stasiun banyak tuh area pertokoan, agak masuk-masuk ke pemukiman sedikitlah. Selain harga yang miring, koleksinya lebih bervariasi daripada di Mall.

Sumber gambar: gaijinpotblog.com
Sumber gambar: gaijinpotblog.com

Kalau mau beli oleh-oleh buat anak-anak, coba cari toko "100 Yen", yang mirip toko Mai So atau Nice So di Indonesia. Disini semua barang yang dijual satu harga: 100 Yen dan kebanyakan sih Made in China.

Oke, ceritanya sampai disini dulu yaa..

Selamat jalan-jalan ke Jepang!

**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun