25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional.
Selamat ya para Guru Indonesia.. Semoga tetap semangat mendidik anak Indonesia. Tidak perlu memikirkan tanda jasalah, karena jasa Guru pasti selalu dikenang murid-muridnya sampai akhir hayat.
Saya sendiri, di usia 57 tahun ini, masih ingat dengan Guru-Guru TK, SD, SMP, SMA sampai Dosen-Dosen jaman kuliah. Apalagi sekarang sudah jaman Medsos, sehingga kontak dengan mereka jadi lebih mudah.
Setelah pensiun dari Perusahaan Swasta pada tahun 2021, saat ini saya pun berprofesi sebagai Trainer.
*
Apa sih bedanya Guru dengan Trainer?
Kalo kata anak-anak jaman sekarang sih beti (beda-beda tipis), karena sama-sama sebagai fasilitator dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.
Seorang Guru memberikan pendidikan formal kepada siswa-siswinya agar mereka tumbuh dan berkembang dari dalam dirinya.
Keberhasilan seorang Guru dinilai dari kemampuan siswa-siswinya menangkap dan memahami konsep-konsep yang dijelaskannya kepada mereka.
Guru juga menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan kepribadian siswa-siswinya sehingga mereka pun akan terus menaruh minat pada mata pelajaran yang diberikan Guru tersebut setelah proses pengajaran selesai bahkan sampai mereka sukses dalam dunia kerja kelak.
Menjadi seorang Guru tentunya tidak mudah. Mereka wajib menempuh pendidikan di sekolah atau universitas khusus Guru. Dan ini pun masih memerlukan waktu bertahun-tahun jam terbang agar menjadi Guru yang handal.
*
Beda dengan Trainer.
Seorang Trainer adalah orang yang berfokus pada bidang pengembangan tertentu melalui pelatihan. Dia mencoba untuk menanamkan keterampilan dan praktik terbaik untuk mencapai kesuksesan di bidang tertentu dalam durasi waktu yang pendek, misalnya pelatihan selama 2 hari.
Jika peserta pelatihan dapat mencapai level pengetahuan Trainer setelah masa pelatihan, ini berarti mencerminkan keberhasilan seorang Trainer.
Seorang Trainer wajib memastikan bahwa peserta pelatihan dapat mengimplementasikan dan mengembangkan materi pelatihan yang telah diberikan.
Menjadi Trainer memang belum ada sekolah khusus tetapi saat ini sudah ada banyak Lembaga Pelatihan yang menyelanggarakan pelatihan trainer bersertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang mengacu pada persyaratan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang bertajuk Training of Trainer (ToT).
Saya sendiri awalnya tidak sengaja menjadi Trainer, istilah kerennya karena kepepet.
*
Bermula ketika bekerja di sebuah Perusahaan Jepang sebagai Manajer Quality Assurance, entah kenapa, Big Boss memutasi saya menjadi Manajer Sertifikasi, yang pekerjaannya adalah mempersiapkan segala sesuatu di Perusahaan untuk mendapatkan sertifikat tertentu.
Misalnya, Big Boss ingin Perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) atau sertifikat Halal Produk, itu semua diserahkan kepada saya untuk mempersiapkan semuanya dari nol. Mau ngga' mau saya mencari informasi dan harus belajar secara otodidak tentang sertifikat yang dikehendaki Big Boss. Jika ada pelatihannya, pasti saya dan team harus ikutan.
Setelah mendapatkan pelatihan, berikutnya adalah saya harus menyampaikan ilmu yang saya dapat kepada semua karyawan/karyawati Perusahaan yang berjumlah ratusan sebagai langkah tindakan awareness agar mereka paham dan mendukung langkah Perusahaan.
Disinilah saya kepepet dan mau ngga' mau mulai belajar dan berusaha jadi Trainer yang baik.
Menurut seorang Professional Trainer Arry Rahmawan, ada 7 tips rahasia bagaimana cara menjadi Trainer yang sukses.
1. Ketertarikan
Trainer bisa menjadi hebat karena memang mereka tertarik dan cinta dengan dunia pelatihan dan materi khusus terkait apa yang dilatih, yang dalam bahas kerennya: passion.
2. Keterampilan dan Kemampuan
Keterampilan-keterampilan ini tidak didapatkan dalam waktu yang singkat dan perlu berlatih keras serta berusaha meningkatkan jam terbang. Ketrampilan itu misalnya:
- Keterampilan Public Speaking dan storytelling yang sangat memukau
- Kemampuan untuk membuat konsep pelatihan yang efektif
- Kemampuan menulis dan merancang slide (power point) yang efektif
- Memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi
- Berpikir kreatif dan solutif terhadap masalah yang ada
3. Kepribadian
Kepribadian merupakan identitas yang perlu melekat dalam diri seorang Trainer adalah integritas dan kejujuran.
Integritas dalam arti seorang Trainer memiliki beban untuk senantiasa bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan dan dituliskan. Jujur dalam arti membawakan materi karena tulus untuk mengembangkan orang lain.
4. Berani
Berkaitan untuk mengambil risiko, terutama menghadapi klien baru atau saat membuat program-program baru yang memiliki risiko. Jika kita melihat bahwa peluangnya lebih baik, maka sebaiknya diambil walaupun ada risiko yang menyertainya.
Saya sendiri kadang masih takut-takut ketika menerima order pelatihan dari klien yang belum dikenal.
5. Komunikatif
Salah satu cara untuk mengukur apakah kita komunikatif adalah dengan melihat apakah orang nyaman berkomunikasi dengan kita atau tidak.
6. Percaya diri
Cara menjaga kepercayaan diri adalah dengan terus-menerus belajar hingga menjadi seorang ahli di bidangnya.
7. Kreatif
Tanpa kreativitas, maka pelatihan yang kita bawakan cenderung membosankan.
*
Biasanya setelah pelatihan usai, peserta pelatihan diberi kuisioner untuk menilai Trainer dan pelatihan yang baru mereka jalankan.
Dari kritik dan saran itulah seorang Trainer belajar mengembangkan diri dengan konsep continuous improvement.
**
Sumber: 7 Tips //arryrahmawan.net/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H