"It's interesting," jawab Big Bos saat itu.
Sejak saat itu semangat kerja saya makin bertambah seperti mendapat motivasi baru tanpa perlu memikirkan pensiun yang sudah di depan mata. Bahkan saya mulai atur strategi dengan sedikit "mengurai" schedule kerja melebihi hari H pensiun saya agar Big Bos merasa masih memerlukan kehadiran saya.
Posisi saya di Perusahaan memang cukup strategis, persis di bawah Presiden Direktur langsung dan berkat kinerja saya pula tahun ini Perusahaan berhasil mendapatkan 3 Sertifikat dari Badan Sertifikasi Internasional.
Dan tentu saja saya membuat simulasi pemotongan gaji untuk negosiasi kelak, berapa persen pemotongan gaji yang "pantas" saya terima, 40%? 50%? 60%? yang penting di atas gaji/upah UMR dan disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga saya. Malah saya sudah perhitungkan pula Tunjangan tambahan apa buat saya yang pantas diajukan ke Big Bos.
*
Dan ketika Big Bos berkata, "Maaf, saya tidak bisa memperpanjang masa kerja Anda." Dunia berasa berhenti berputar... Hah?!
Big Bos beralasan bahwa kondisi Perusahaan saat Pandemi Covid-19 ini memang tidak bagus sehingga beliau tidak punya pilihan lain. Apalagi saat ini sedang gencar-gencarnya pengurangan karyawan.
Betul, gaji saya setara dengan 4-5 karyawan biasa, tapi... Ah sudahlah, saya harus berbesar hati menerima keputusan ini, Big Bos saya ini tipe orang yang tidak mudah berubah pendirian.
Yang jelas... mimpi saya terlalu tinggi rupanya sehingga terlena dengan sesuatu yang tidak pasti.
Jujur setelah itu saya merasa shock!