Kondisi mereka pun berangsung pulih sehingga merencanakan untuk membuka kebijakan 'lockdown' di Wuhan pada tanggal 8 April yang akan datang. Sejumlah kota lain seperti yang terdapat di Hubei, telah lebih dulu mereka longgarkan.
Kebijakan ketat yang tentunya menyakitkan bagi warga kota-kota yang di lockdown. Hingga saat ini, jumlah kasus di Cina tercatat sekitar 81 ribu kasus. Hingga tanggal 23 Maret kemarin, korban meninggal dunia mencapai 3.277 jiwa. Sementara itu, lebih dari 90% yang sudah dinyatakan pulih.
+++
Kebijakan penutupan wilayah dan larangan berpergian bagi penghuninya -- seperti yang dilakukan pemerintahan Cina tersebut -- memang bukan pilihan yang mudah.
Tapi keraguan berbagai pemerintah di negara-negara lain untuk mengambil kebijakan yang sama, telah menyebabkan peningkatan korban yang jauh lebih dramatis dibanding Cina.
Jumlah korban meninggal dunia yang tercatat di Italy hingga kemarin (6.077 kasus), sudah hampir 2 kali lipat angka yang dicatatkan Cina. Spanyol saja mencatat 2.331 kasus atau lebih dari 70 persen Cina. Iran yang baru mencatatkan kasus pertama tanggal 19 Februari lalu, sudah membukukan 1.812 korban meninggal atau 55% dari Cina.
Akibat perkembangan kasus di berbagai negara tersebut berkembang semakin tak terkendali, kini satu per satu mereka menerapkan kebijakan lockdown. Mula-mula Italia (10-3-2020, 39 hari sejak kasus pertama). Kemudian disusul Spanyol (14-3-2020, 43 hari setelah kasus pertama). Lalu Perancis (16-3-2020, 52 hari sejak kasus pertama). Mulai kemarin Inggris pun menerapkannya (23-3-2020, 52 hari sejak kasus pertama).
Negara tetangga kita, Malaysia dan Filipina juga sudah menerapkan kebijakan serupa. Singapore sejak 2 korban meninggal 3 hari lalu, juga memutuskan menutup negerinya dari pelancong jangka pendek.
Bagaimana pun, keputusan lockdown yang sudah diambil 16 negara di dunia itu -- meskipun jauh terlambat dibanding langkah yang dilakukan Cina sebelumnya -- tidak terlepas dari statistik jumlah korban yang tertular hingga meninggal dunia di negara masing-masing.
+++
Korban di Indonesia juga terus berjatuhan. Saya lebih cenderung memperhatikan jumlah korban meninggal dunia yang diduga karena Covid-19 ini. Sebab, angka pertumbuhan kasus positif kemungkinan tidak menggambarkan yang sebenarnya. Sebab sumberdaya dan fasilitas kita memang terbatas.