Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19, Selamat Jalan Amir Sambodo

25 Maret 2020   02:13 Diperbarui: 25 Maret 2020   02:10 2576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Himbauan paling populer dan diyakini paling ampuh saat ini, adalah membatasi interaksi. Sedapat mungkin tak bersentuhan dan diupayakan pada jarak aman (1-2 meter) dengan yang lain. Terutama agar tak terkena cairan yang muncrat dari mulut. Sebab salah satu penyebaran virus yang paling hebat ditengarai dari sana.

Covid-19 ini memang telah merampok segalanya dari kehidupan kita. Keamanan, kenyamanan, kegembiraan, keleluasaan, hingga kemerdekaan yang sesungguhnya. Kita menjadi was-was terhadap segala hal. Bahkan untuk menjalankan ibadah sekali pun.

Sedemikian egoisnya Covid-19 sehingga kita harus menyingkirkan perhatian dari hal lain yang sesungguhnya tak kalah penting.

+++

Tapi nun jauh di utara sana, sebuah negara komunis yang penduduknya paling banyak di dunia -- tahun ini tercatat sebesar 1,4 milyar -- telah lebih dulu mengarungi 'neraka' itu.

Akhir tahun kemarin, 31-12-2019, pemerintah daerah Wuhan, Cina, melaporkan sejumlah kasus pneumonia yang belum diketahui penyebabnya. Para peneliti mereka kemudian mengidentifikasi kaitannya dengan virus yang kemudian hari disebut sebagai SARS-CoV-2.

Pemerintah Cina kemudian melaporkan kasus meninggal dunia pertama yang diakibatkan oleh virus tersebut pada tanggal 11 Januari 2020. Korbannya adalah seorang pria berusia 61 tahun yang merupakan pelanggan salah satu pasar di sana. Tapi yang bersangkutan juga tercatat menderita tumor di perut dan sakit liver yang kronis.

Tanggal 20 Januari, WHO mencatat sejumlah kasus pertama yang merebak di luar Cina. Yakni, Jepang, Korea, dan Thailand. Sehari kemudian Amerika juga mencatatkan kasus pertamanya di Washington. Korban diketahui baru kembali dari Wuhan, Cina.

Tanggal 23 Januari, atau 23 hari sejak kasus pertama, pemerintah Cina mengeluarkan kebijakan menutup kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta jiwa. 

Kebijakan tersebut kemudian berlanjut ke sejumlah kota lain di sekitarnya, yakni Huanggang dan Ezhou. Lalu di 11 kota yang terletak di propinsi Hubei, kawasan kedua yang terbanyak mencatatkan kasus Covid-19.

Kebijakan yang setidaknya mempengaruhi kehidupan 57 juta penduduk kota-kota yang di karantina itu, akhirnya membuahkan hasil. Jumlah kasus baru yang dikonfirmasi positif terjangkit mulai melambat sejalan dengan peningkatan pasien yang dinyatakan sembuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun