Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ke Mana Jokowi Kecewa

8 Maret 2020   12:15 Diperbarui: 9 Maret 2020   13:06 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika demikian, patutlah diduga jika beliau frustasi. Sebab cukup banyak di antara mereka yang semakin tersingkir dari perhatiannya. Seperti masyarakat yang menentang pembiaran yang dilakukannya, ketika kebijakan yang disinyalir melemahkan KPK dan pemberantasan korupsi, menggelinding kemarin.

Belum lagi pendukung yang mati-matian membelanya tanpa berharap balasan apa pun, lalu terkejut dan kecewa ketika Joko Widodo merangkul lawan sengitnya, Prabowo Subianto. Bahkan membagi-bagikan sejumlah kursi kabinet, kepada sosok-sosok yang dianggap berseberangan, dengan jerih payah beberapa menteri yang pernah membantunya, di era kepemimpinan pertama kemarin.

Semakin sulit dipungkiri, kalau merebak dugaan dimana-mana, soal keberpihakan Jokowi terhadap masyarakat hari ini yang semakin mencerminkan gejala siang dan malam dibanding periode sebelumnya.

Setelah 'drama' KPK yang terang benderang memperlihatkan kata dan lakunya yang tak sama. Joko Widodo mempertontonkan 'neo feodalisme' dalam upaya memggulirkan omnibus law. Masyarakat luas jelas-jelas tak diajaknya serta. Dia justru sibuk berembug dengan segelintir kalangan pengusaha dan politikus. Hal yang nyatanya kemudian melahirkan usulan penuh kontroversi dan ditentang khalayak ramai.

Maka, mengadu kecewa kepada publik yang justru banyak merasakan kekecewaan pada sepak terjangnya pasca terpilih lagi kemarin, adalah pendekatan yang banyak kelirunya dibanding manfaat.

+++

Kembali soal 'kekecewaan mutakhir' berkaitan tol laut, Joko Widodo nyatanya mempertahankan kedua menteri yang mestinya paling bertanggung jawab. Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Maritim dan Investasi. Lalu Budi Karya Sumadi pada posisi Menteri Perhubungan.

Apakah catatan keberhasilan mereka berdua selama periode pertama kemarin -- jika ada -- beliau anggap bisa mengabaikan kegagalan keduanya dalam hal tol laut?

Jika memang demikian, mengapa tak ditegur dan diminta segera berbenah diri saja?

Tentu lebih baik dibanding mengumbar kekecewaan kepada publik yang juga mulai kecewa kepada kepemimpinannya.

+++

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun