Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Surat Terbuka untuk Presiden Joko Widodo Terkait Angkutan Online

6 Agustus 2018   10:02 Diperbarui: 6 Agustus 2018   10:10 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Tanpa berfikir panjang --- karena selama ini tak pernah bermasalah ketika menggunakan layanan angkutan online --- saya segera menyalakan aplikasi di telpon genggam dan memesannya. 

Sesaat sebelum keluar bandara, sambil jalan bergegas, saya menghubungi kontak pengendara yang menerima pesanan saya. Dia meminta saya menuju tempat parkir kendaraan. Tentu saya tak menganggapnya masalah. Malah berfikir positif dan lebih baik dibanding harus menunggunya berputar di tengah kemacetan untuk menjemput saya di tempat yang sebenarnya tersedia.

Saya tak menyadari bahwa kemarin sebetulnya sedang berlangsung pengetatan pengawasan terhadap angkutan online di kawasan Bandara Sukarno-Hatta. Bahkan soal angkutan online dilarang beroperasi di sana saja saya tak mengetahuinya. Sebab, pemberitaan media massa beberapa waktu lalu --- juga dari obrolan dengan beberapa supir angkutan online yang pernah saya tumpangi sebelumnya --- pemerintah terkait telah melonggarkan mereka untuk beroperasi di sana.

Pengendara angkutan online itu meminta agar saya berjalan ke lot F9 yang berada dekat dengan gerbang keluar kawasan parkir. Tapi sesaat sebelum saya tiba di sana, pemesanan saya tiba-tiba dibatalkan. Saya kembali menghubunginya via telfon dan baru mengetahui bahwa yang bersangkutan khawatir dijebak petugas yang sedang memantau keberadaan mereka. 

Ketika kemudian telefon saya tutup, aplikasi Go-Car yang saya gunakan ternyata telah menghubungkan saya dengan pengendara lain yang bersedia. 

Maka saya segera menghubunginya dan mengatakan akan menunggu beliau di depan gerai Indomaret yang ada di sana. Karena berjalan kaki tergesa-gesa dan cukup jauh sebelumnya, saya beristirahat dan mengambil tempat duduk yang diletakkan di depan gerai tersebut. Kantong yang berisi pie susu dan kacang Bali untuk puteri tercinta saya letakkan di samping.

Sesaat kemudian, kendaraan pengemudi Go-Car yang akan membawa saya datang. Supirnya kemudian meminta saya bergegas memasuki kendaraannya. Walau saya menimpali agar yang bersangkutan tak perlu khawatir, saya tetap terburu-buru juga memasukkan kedua tas yang saya bawa ke kendaraannya. Tapi kantong yang berisi titipan anak yang saya letakkan disamping tempat duduk akhirnya tertinggal.

Selama perjalanan saya ngobrol dengan supir Go-Car itu. Kami membahas kekeliruan pemerintahan Anda menyikapi keberadaan mereka sebagaimana yang saya uraikan di atas. Hingga kemudian tiba di kawasan Pondok Indah tempat saya janji bertemu dengan istri untuk menitipkan tas dan oleh-oleh, sebelum melanjutkan perjalanan ke Salihara. Saat itulah saya menyadari bahwa kantong yang berisi titipan anak saya tercinta telah tertinggal di kursi tempat menunggu angkutan online tadi.

Saya marah, Bapak Presiden.

+++

Begini sajalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun