Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Soal Ganjil-Genap Asian Games XVIII

29 Mei 2018   06:09 Diperbarui: 29 Mei 2018   08:42 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ingin memperkecil resiko untuk memenuhi persyaratan waktu tempuh atlet ke lokasi-lokasi tersebut, sebaiknya INASGOC mempertimbangkan pengalihan penginapan ke fasilitas hotel yang ada di sekitarnya. Sebab, mempertaruhkan kelancaran lalu-lintas dari Wisma Atlet Kemayoran ke sana, tentunya sangat riskan.

+++

Mungkin karena lokasi pertandingan yang tersebar hampir di seluruh penjuru Metropolitan Jakarta --- serta jaraknya yang terpisah cukup jauh dari Wisma Atlet yang berada di kawasan Kemayoran --- berkembanglah gagasan sangat riskan yang terpublikasi beberapa minggu terakhir ini. Katanya, kebijakan ganjil-genap (disesuaikan dengan nomor kendaraan terakhir) akan diperluas. Ruas Jalan S. Parman yang sebelumnya hanya sampai Gerbang Pemuda, Senayan, diperpanjang hingga Simpang Susun Tomang.

Begitu pula di sisi timur (Jl. Gatot Subroto). Semula hanya sampai perempatan HR Rasuna Said. Rencananya, akan diteruskan hingga Simpang Susun Cawang. Penerapan kebijakan ganjil-genap tersebut bahkan akan diterapkan pula pada ruas Jl. HR Rasuna Said (hingga Jl. Galunggung, Menteng). Lalu Jl. DI Panjaitan dan A. Yani yang dimulai dari Simpang Susun Cawang hingga simpang Jl. Suprapto. Kemudian ruas Jl. Benyamin Sueb di Kemayoran, dan Jl. Metro Pondok Indah di kawasan selatan Jakarta.

Tak cukup dengan perluasan wilayah cakupan, kebijakan ganjil-genap tersebut rencananya juga akan diterapkan mulai dari jam 06:00 pagi hingga 09:00 malam atau hampir sehari semalam.

+++

Rencana kebijakan tersebut bukan hanya terkesan sangat terburu-buru, tapi juga sembrono dan tidak memahami konsepsi transport perkotaan. Sebab, bagaimanapun, walau kita ingin mensukseskan penyelenggaraan Asian Games, aktifitas sehari-hari masyarakat Jakarta tak mungkin dikorbankan begitu saja.

Kebijakan pembatasan kendaraan ganjil-genap yang demikian masif, bagaimanapun akan berdampak pada sekitar 50 juta perjalanan yang sehari-hari terjadi di wilayah Metropolitan Jakarta. Setengah dari perjalanan itu berlangsung di wilayah administratif DKI Jakarta. Kemudian setengahnya lagi (sekitar 12 juta perjalanan) akan terdampak oleh kebijakan tersebut.

Sementara itu, jumlah atlet dan official yang berada di Jakarta dan harus dilayani agar waktu tempuh perjalanannya memenuhi standar yang ditetapkan, kurang lebih 15-16.000. Seandainya setiap hari masing-masing melakukan 2 perjalanan pulang-pergi, jumlah perjalanan keseluruhannya hanya sekitar 60 ribu saja. Jumlah yang tentunya sangat tidak sepadan (0,5 %) untuk mengorbankan 12 juta perjalanan sehari-hari tadi.

Pengorbanan itu juga berpeluang sia-sia. Sebab, sebagian besar perjalanan itu akan mengupayakan alternatif lintasan yang kemungkinan menyebabkan kemacetan parah di jalan-jalan yang masih bisa dilalui. Hal itu mungkin saja menjalar sehingga akhirnya mengganggu kelancaran jalan-jalan yang menerapkan kebijakan ganjil-genap. Tentu saja akan berpengaruh pada lalu-lintas peserta Asian Games yang semula ingin dilayani.

Hal lainnya, kebijakan itu juga mengabaikan lalu-lintas sepeda motor yang sesungguhnya paling dominan pada jalan-jalan raya Jakarta hari ini. Sekitar 70 persen atau 8,5 juta dari 12 juta perjalanan masyarakat di dalam wilayah kebijakan ganjil-genap menggunakan moda angkutan beroda dua tersebut.   Sementara mobil, kurang lebih 2,5 juta. Pembatasan ganjil-genap setidaknya akan menyebabkan 1,2 juta perjalanan mobil akan memadati ruas-ruas alternatif yang masih dapat mereka lalui. Bercampur dengan lalu-lintas sepeda motor yang di sana sudah sangat sibuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun