Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pers dan Pilar Demokrasi

7 Februari 2018   09:45 Diperbarui: 7 Februari 2018   19:02 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah, kompas.com)

Tapi semua itu tetap bukan sebuah alasan untuk mengembalikan peran kekuatan bersenjata untuk mencampurinya. Aksi kartu kuning mahasiswa UI saat Joko Widodo hadir pada Dies Natalis mereka kemarin, salah satunya adalah ingin memperingatkan beliau tentang hal tersebut. Sebagai bagian dari masyarakat sipil, semestinya kita dapat menghargai substansi pesan yang disampaikannya.

###

Mungkin, kesalahan terbesar kita setelah Reformasi 1998 yang menyingkirkan ABRI dari kehidupan sipil, adalah "menyerahkan" begitu saja segala-galanya proses reformasi itu pada birokrasi PNS yang memang terlanjur bobrok.

Hal itu justru "dimanfaatkan" oleh mereka (partai dan oknum politik) yang sibuk membangun kekuasaannya. Agenda kehidupan masyarakat sipil yang demokratis malah terpinggirkan dan hanya menjadi asesoris.

Lalu semua justru terkejut ketika muncul sosok-sosok seperti Ahok dan Jokowi yg sungguh-sungguh ingin membangun kehidupan masyarakat sipil. Pertikaian semakin liar justru berkembang di antara kalangan sipil sendiri. Disengaja atau tidak, semua itu membuka peluang campur tangan militer kembali. Tentu saja dengan cara "berputar-putar" serta atas nama ketertiban dan keamanan. Sewajarnya kita sikapi dengan hati-hati.

Jilal Mardhani, 7 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun