Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memetik Hikmah dari Film "Sully"

15 Oktober 2017   18:21 Diperbarui: 15 Oktober 2017   18:26 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika simulasi dipertontonkan langsung saat sidang penyelidikan terbuka diselenggarakan, kedua alternatif pendaratan -- baik di bandara Teterboro maupun di LaGuardia yang terletak di kedua sisi sungai Hudson-- terlihat dapat dilakukan dengan mulus. Tapi Sully menentangnyakarena 'keadaan' psikologis yang dihadapi berbeda. Katanya, tak satupun pilot yang pernah mengalami peristiwa nyata yang sama. Termasuk dirinya sendiri. Terutama saat kritis yang harus dilalui ketika kedua mesin yang menggerakkan pesawat tiba-tiba tak berfungsi sementara ada 155 nyawa yang perlu diselamatkan. 

Simulasi yang baru saja mereka tonton bersama dijalankan oleh 'pilot-pilot di penerbangan virtual' yang sudah memahami 'apa yang bakal terjadi' dalam tugas mereka. Bahkan -- setelah Sully meminta aggota Dewan yang memimpin pemeriksaan dirinya menghubungi langsung dan bertanya ke markas Airbus yang berada di Tolouse, Perancis tempat simulasi tersebut dilakukan -- pilot-pilot di penerbangan virtual yang menjalankan 'penerbangan' kasusnya telah mencoba (latihan) sebanyak 17 kali. Sementara dia dan Jeff, tak pernah menyangka -- apalagi mempersiapkan diri-- menghadapinya, sebelum semua itu sungguh-sungguh terjadi.

Menanggapi pernyataan Sully, simulasi komputer penerbangan itu kemudian diulangkembali dengan jeda 35 detik sebelum pilot dan kopilot bertindak mengarahkan pesawat ke masing-masing bandara yang terletak di kedua sisi sungai Hudson itu. Hasilnya, kedua alternatif pendaratan gagaldilakukan.

Sesaat setelah simulasi ulang dilakukan, salah seorang yang mewakili Badan Keselamatan Transportasi Nasional yang memeriksa kesaksian Sully dan Jeff, menyampaikan kabar bahwa mesin pesawat yang tenggelam di dasar sungai telahberhasil diangkat. Secara kesatria diakuinya -- setelah pemeriksaan seksama dilakukan terhadap bangkai mesin tersebut -- telah terjadi kekeliruan kesimpulan oleh lembaga resmi yang sebelumnya menyatakan mesin kedua pesawat yang dikendalikan Sully dan Jeff masih memiliki cadangan daya untuk berfungsi.

+++

Film besutan aktor legendaris Clint Eastwoodini, sangat piawai 'meletakkan' kehebatan manusia DI ATAS teknologi yang diciptakannya. Dalam situasi tertentu dan luar biasa, teknologi tak mampu bersaing dengan daya manusia yang dibangun dari pemahaman, pengalaman, dan kearifannya.

Manusialah yang mengendalikan teknologi, bukan sebaliknya.

Film yang diangkat dari kisah nyata di penghujung tahun 2009 itu, mengingatkan kedigdayaan yang kita (manusia) miliki untuk menghadapi Revolusi Budaya Digitalyang berlangsung akhir-akhir ini.

Otak manusia bekerja pada logika ternier(0, 1, 2, 3) — terdiri dari unsur-unsur Timin, Adenin, Guanin, dan Sitosin — yang jauh lebih hebat dan kompleks dibanding biner(0, 1) pada komputer. Sistem biner memang menyebabkan ‘otak’ komputer BERPROSES jauh lebih cepatdibanding ‘otak’ manusia. Tapi sebaliknya, KEMAMPUAN otak manusia melakukan perhitungandan transfer informasi, jauh lebih hebatdan kompleksdibanding komputer. Persoalannya, keempat unsur ‘logika’ otak manusia itu terdiri dari proteinyang merupakan zat kimia yang mempengaruhi emosinya.

Pesan itu mudah-mudahan bisa menyentuh 'harga diri' dan 'kecerdasan' Negaradan Pemerintah Indonesia-- khususnya MENTERI PERHUBUNGAN dan para KEPALA DAERAH -- dalam menyikapi fenomena transportasionline yang sedang heboh sekarang. 

Jelas sekali, kita bukan 'robot' dari segala KEBIJAKAN dan ATURAN yang pernah disusun. Kita juga bukan 'kacung' atau 'korban' dari ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI yang sesungguhnya dikembangkan untuk memudahkan dan menyempurnakan kehidupan. Sebab semua itu bisa saja usang, perlu diperbaiki, diperbaharui, atau diganti sesuai dengan tuntutan kearifan untuk menyikapi perkembangan zaman yang terjadi.

Jilal Mardhani, 15-10-2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun