Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Hoax

9 Januari 2017   22:27 Diperbarui: 9 Januari 2017   22:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita acuh ketika ada yang tertarik padanya. Lalu mencintainya. Bahkan hingga ada yang mengajaknya ke pelaminan. Lalu, hoax sang pendatang-pun berkembang biak, melahirkan turunan, dan membangun generasinya. Begitu cepat hingga jurnalisme sang pribumi-pun terdesak dari habitatnya. Kini mereka telah berasimilasi. Menyatu dalam ras yang baru : jurnalisme hoax.

**

Hoax tak lagi asing yang pemalu. Tapi dominan yang buas. Sekaligus rakus. 

Seperti yang sudah-sudah. Kita selalu terlambat menyadari wabah. Baru bergegas ketika yang asli dan murni terancam punah. Setelah dikepung pencemarannya. 

Tapi ada soal yang pelik. Hoax telah —- dan sempat —- berkembang menjadi ‘iman’. Lengkap dengan rumah-rumah ‘peribadatan’-nya. Bahkan mereka sudah berani menuntut hak agar disetarakan dengan yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun