Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialektika Penistaan

11 November 2016   13:27 Diperbarui: 11 November 2016   13:37 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan keharusan itu pada akhirnya tak menyisakan pilihan selain memiliki. Apapun agamanya.

Mungkinkah hal itu yang menyebabkan hegemoni pemeluk agama yang mayoritas sehingga mereka merasa berhak didahulukan dan dilindungi?

Nalar saya agak sulit menerima logika kelompok mayoritas yang justru menuntut didahulukan bahkan dilindungi.

Bukankah dalam keseharian kita justru harus lebih banyak memberikan perhatian --- juga kepedulian --- kepada yang sedikit agar tetap memiliki habitatnya dan tak punah?

Saya lalu mencoba mencari perumpamaan yang cukup sesuai. Misalnya dalam hal berpakaian. Keharusan seseorang memiliki Tuhan kurang lebih sama dengan kewajiban manusia untuk berpakaian. Apapun diperbolehkan selama ia masih berpakaian. Berjalan di depan khalayak umum tanpa busana --- atau telanjang bulat --- adalah subversif. Tapi memilih model busana apapun dan bagaimanapun --- selama masih layak difungsikan sebagai pakaian --- adalah niscaya. Maka 'pemilik' masing-masing pakaian akan bersaing ketat memperebutkan pasarnya. Semua akan menawarkan 'kecap yang nomor satu'.

***

Sungguh saya belum menemukan jawaban dari pertanyaan berandai-andai di atas.

Apakah saya harus mengimaninya begitu saja sebagai dogma?

Bagi saya, keyakinan pada Tuhan berikut dengan ajaran-ajarannya adalah sesuatu yang amat privat. Hal yang tak pernah goyah meskipun dunia ini runtuh.

Saya beriman tanpa keraguan bahwa Tuhan saya tak akan murka ataupun agama saya tak bakal cedera hanya karena perkataan --- bahkan perbuatan --- yang dilakukan manusia.

Secuil pun tak bergeser!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun