Berilah aku gelombang terbesarmu, akan kuhempaskan ke mulut-mulut latah pemimpin, lalu laut teduh membawah berkah ke bibir pantai.
Â
Berilah aku taufan terhebatmu, akan kupulangkan ke telinga-telinga tuli penguasa, lalu angin semilir menyanyikan lagu kebangsaan.
Â
Berikan aku dingin terbekumu, akan kuhantar ke selimut-selimut tebal birokrat, lalu langit hangat mengajarkan cara membaca alam.
Â
Berikan aku karam tersunyimu, akan kuhadiahkan badanku bagi peti mati penzina negara, lalu tanah leluhur memakamkan segala yang entah.
Â
Aku perahu tanpa nahkoda, menanti awak dari 8 penjuru arah,
Aku perahu tanpa nahkoda, merindu salam dari 8 muara temu,
Aku perahu tanpa nahkoda, menolak lupa dosa-dosa pemabuk tahta
,
Aku perahu tanpa nahkoda, ribuan tangan berjudi memegang kemudi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H