Mohon tunggu...
Jihan Salsabila
Jihan Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

menulis, menyanyi, dan dengar musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusuri Jejak Luka Batin: Pemahaman Mendalam Tentang PTSD dan Proses Penyembuhannya

14 Maret 2024   05:01 Diperbarui: 14 Maret 2024   05:07 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pendekatan inovatif yang semakin dikenal untuk proses penyembuhan PTSD adalah Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR). Dengan memanfaatkan gerakan mata atau stimuli sensorik lainnya, EMDR membantu individu memproses kenangan traumatis dengan lebih adaptif. Pendekatan ini memungkinkan individu melepaskan ketegangan emosional dan memandang ulang peristiwa traumatis dengan perspektif yang lebih positif. EMDR memadukan antara pergerakan mata, pengingatan kembali peristiwa traumatik, serta verbalization (Connor & Butterfield, 2003). EMDR yang terdiri dari 8 sesi mencakup delapan tahapan sebagai berikut: tahap pertama yaitu client history and treatment planning, tahap kedua preparation, tahap ketiga adalah assessment, tahap keempat desensitization, tahap kelima adalah installation, tahap keenam body scan, tahap ketujuah closure dan tahap yang kedelapan adalah melakukan reevaluation (Leeds, 2009). Hal yang paling unik dari EMDR adalah terapis menginduksi gerakan mata dengan cepat pada klien selama proses menghilangkan suatu hal yang kompleks (desensitisasi; seperti imaginal eksposur) dan fase-fase penginstalan (Dwi Sari Rizki, Khoirudin Bashori, Elli Nur Hayati, 2017).

Namun, penyembuhan tidak hanya terletak pada ruang terapi. Dukungan sosial menjadi elemen krusial dalam membangun pondasi penyembuhan yang kokoh. Keluarga, teman, dan komunitas menciptakan jaringan dukungan yang kritis. Penerimaan dan pengertian dari lingkungan sosial dapat meminimalkan rasa isolasi dan menyediakan tempat yang aman untuk menyuarakan pengalaman trauma.

Selain itu, pendekatan holistik merangkum berbagai aspek kesehatan mental dan fisik dalam proses penyembuhan. Terapi seni, meditasi, dan olahraga terapeutik melengkapi langkah-langkah klinis untuk menyelaraskan dimensi fisik, emosional, dan spiritual.

Proses penyembuhan PTSD adalah perjalanan yang berliku dan membutuhkan ketekunan. Pemahaman mendalam membuka mata kita terhadap kompleksitas jejak luka batin dan mendorong kita untuk mendukung individu yang mengalami PTSD. Melalui kombinasi terapi, dukungan sosial, dan pendekatan holistik, kita bersama-sama dapat membantu mereka menyusuri jejak luka batin mereka dan memandang ke masa depan dengan harapan dan keberanian.

PENUTUP

Penyembuhan Gangguan Stress Pascatrauma (PTSD) memerlukan pemahaman mendalam terhadap jejak luka batin akibat peristiwa traumatis. Gejala PTSD menciptakan medan perang emosional yang kompleks, namun terapi Kognitif-Perilaku, Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR), serta dukungan sosial membentuk fondasi kokoh untuk proses penyembuhan. Terapi Kognitif-Perilaku mengubah pola pikir negatif, sementara EMDR dengan gerakan mata membantu melepaskan ketegangan emosional. Dukungan sosial dari keluarga dan komunitas kritis dalam meminimalkan isolasi. Pendekatan holistik melibatkan aspek fisik, emosional, dan spiritual untuk mendukung kesehatan mental. Proses penyembuhan PTSD adalah perjalanan yang membutuhkan ketekunan, dan melalui kombinasi terapi, dukungan sosial, dan pendekatan holistik, kita dapat membantu individu menyusuri jejak luka batin mereka dengan harapan dan keberanian menuju masa depan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Rizki, Dwi Sari., Bashori, Khoirudin., & Hayati, Elli Nur. (2016). EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) UNTUK MENURUNKAN PTSD PADA KORBAN INSES. Jurnal Humanitas, 14 (1), 59.

Ayuningtyas, I. P. I. (2017). Penerapan strategi penanggulangan penanganan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) pada anak-anak dan remaja. INTERNATIONAL CONFERENCE, 49.

Prabandari, N. P. D., Sukarja, I. M., & Maryati, N. L. G. (2015). PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOURAL THERAPY  (CBT) TERHADAP POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PASIEN POST KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR. COPING Ners Journal, 3 (2), 23.

Suprataba., Saleh, A., & Tahir, T. (2021). PENATALAKSANAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA POST TRAUMATIC STRESS DISORDER. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4 (1), 10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun