Seperti apa yang telah kita ketahui, laut merupakan wilayah yang sangat luas dan memiliki banyak lapisan dengan berbagai kedalaman yang berbeda. Beberapa lapisan tersebut terdiri atas epipelagic, mesopelagic, bathypelagic, abyssopelagic. Bathypelagic merupakan lapisan laut dengan kedalaman yang berkisar 1.000 – 4.000 meter dan tidak memiliki pencahayaan sedikitpun dari sinar matari sehingga biota-biota pada lapisan ini sebagian besar memanfaatkan bioluminescene.
[Sumber: marinebio.org]
 Beberapa spesies yang ada pada zona ini seperti angler fish, gulper eel, dan juga gurita dumbo atau Dumbo Octopus yaitu gurita yang seperti memiliki telinga gajah yang akan dibahas lebih lanjut pada artikel ini.
[Sumber: Ziegler & Sargony, 2021]
Dumbo Octopus ini umumnya ditemukan di kedalaman kurang lebih 4.000 m dan persebarannya  telah ditemukan di bagian utara Emperor Seamounts, yaitu sebuah rantai pegunungan bawah laut di bagian barat laut Pasifik Utara, Selandia Baru, Australia, Monterey Bay, California, dan Oregon. Secara morfologis, bentuk dari Dumbo Octopus ini memiliki seperti cangkang yang terletak di bagian punggung rongga mantel dengan bentuknya yang menyerupai huruf U. Memiliki permukaan kulit yang halus, mantel umumnya berwarna putih agak kemerahan ke arah apeks posterior dengan bagian ventral kepala berwarna putih dengan pigmentasi merah (Ziegler & Sargony, 2021).
Keunikan yang dimilikinya berupa sirip yang berbentuk seperti telinga gajah. Sirip ini berfungsi sebagai alat gerak yang membantu gurita meluncur. Salah satu spesies dari Dumbo Octopus ini adalah Grimpoteuthis umbellate yang berasal dari filum Mollusca, kelas Cephalopoda, ordo Octopoda, family Opisthoteuthidae, genus Grimpteuthis. Berbeda dengan gurita-gurita pada umumnya, spesies ini tidak memiliki kantung tinta karena keadaan laut dalam yang cenderung lebih gelap dibandingkan zona laut diatasnya sehingga memiliki pertahanan diri yang berbeda. Dumbo Octopus memiliki ukuran rata-rata 20-30 cm dan paling besar sampai 1.8 meter (Gonzalez, dkk. 1998: 169-184).
Â
[Sumber: oceana.org; Shea dkk. 2018 ]
Saat menghindar dari serangan predator, sirip yang berbentuk seperti telinga tersebut sangat berperan karena dapat memudahkan pergerakan Dumbo Octopus melarikan diri. Beberapa predator yang memangsa Dumbo Octopus antara lain adalah hewan-hewan yang lebih besar, hiu, dan jarang sekali terancam karena aktivitas manusia karena habitatnya yang cukup dalam dan jauh dari jangkauan manusia. Berdasarkan spesies gurita, rentang hidup dari Dumbo Octopus dapat mencapai 6 bulan hingga 4 tahun.
Dumbo Octopus harus mampu beradaptasi dengan kondisi laut dalam yang memiliki tekanan yang sangat ekstrem, lautan luas dan jarang memiliki tempat persembunyian, serta minimnya intensitas cahaya. Sejumlah adaptasi yang dilakukan oleh Dumbo Octopus antara lain memiliki tubuh yang teksturnya tidak padat atau lunak hal ini dilakukan untuk mengatasi tekanan yang tinggi.Â
Berbeda dengan organisme yang hidupnya di perairan yang lebih dangkal, tubuh yang lunak kurang cocok karena tidak ada tekanan yang ukup tinggi. Selain itu, Dumbo Octopus memiliki beragam warna seperti merah, putih, coklat, dan merah muda. Dumbo Octopus mampu mengubah warna lapisan kulit terluarnya atau biasa disebut sebagai kamuflase sehingga membantu untuk menyamarkan keberadaannya di dasar laut.
Karena hidup di perairan yang dalam, keberadaan makanan pun tidak seberagam lapisan laut yang lebih dangkal. Dumbo Octopus umunya memakan krustasea kecil, cacing-cacong, copepoda, amphipods, dan lainnya. Berbeda dengan gurita yang hidup di perairan dangkal, Dumbo Octopus tidak memiliki radula sehingga tidak dapat merobek makanannya dan akan menelan mangsanya dalam bentuk yang utuh. Saat mencari makanan, sirip yang berbentuk seperti telingan berperan untuk membantu melayang di lapisan laut. Ketika menemukan mangsanya, Dumbo Octopus akan menutupi mangsanya dengan lengan-lengannya dan membentuk seperti payung.
Â
[Sumber: Shea dkk. 2018]
Dumbo Octopus betina umumnya selalu membawa telur dalam berbagai tahap perkembangannya dan dapat menyimpan sperma dalam kurun waktu yang cukup lama setelah proses kawin dengan Dumbo Octopus jantan. Kemampuan betina dalam menyimpan sperma ini menguntungkan sehingga sel sperma dapat ditransfer ke sel telur kapan saja saat kondisi lingkungan menguntungkan untung bereproduksi. Gurita betina akan naik ke permukaan yang lebih dangkal dan bertelur pada bebatuan atau juga permukaan-permukaan yang keras lainnya.Â
Pada jantan, terdapat suatu struktur pada lengan yang membantu pengangkutan sperma yang akan dienkapsulasi ke betina. Pada sistem reproduksi jantannya juga memiliki testis yang besar dan berbentuk bulat pada bagian posterior mantel dengan vasdeferens yang panjang (Collins & Villanueva, 2006: 277 – 322; Robison, dkk. 2014).
Sehingga dapat disimpulkan beberapa fakta unik mengenai Dumbo Octopus ini yang berbeda dengan gurita lain diantaranya:
- Tidak memiliki kantung tinta seperti gurita pada umumnya
- Dapat berkamuflase untuk menghindari predator
- Diberi nama Dumbo karena memiliki kemiripan seperti salah satu karakter film
- Menggunakan siripnya yang seperti telinga untuk mendorong air sehingga membantu pergerakannya
Daftar Acuan
Collins, M. A. 2003. The genus Grimpoteuthis (Octopoda: Grimpoteuthidae) in the north-east Atlantic, with descriptions of three new species. Zoological Journal of the Linnean Society, 139(1), 93–127.doi:10.1046/j.1096-3642.2003.00074.x
Collins M.A. & Villanueva R. 2006. Taxonomy, ecology and behaviour of the cirrate octopods. Oceanography and Marine Biology: An Annual Review 44: 277-322.
page(s): 299
Shea, E. K., Ziegler, A., Faber, C., & Shank, T. M. 2018. Dumbo octopod hatchling provides insight into early cirrate life cycle. Current Biology, 28(4), R144–R145.
The technical report (on the Dumbo octopi discovery in the Indian Ocean’s Java Trench) appears in Jamieson, A. J., and M. Vecchione. 2020. First In Situ Observation of Cephalopoda at Hadal Depths (Octopoda: Opisthoteuthidae: Grimpoteuthis sp.) Marine Biology. 167: 82.
Robison, B., Seibel, B., and Drazen, J. 2014. Deep-sea octopus (Graneledone boreopacifi ca) conducts the longest-known egg-brooding period of any animal. PLoS One 9, e103437.
Zezina, O. N. 1997. Biogeography of the Bathyal Zone. The Biogeography of the Oceans, 389–426.doi:10.1016/s0065-2881(08)60020-6
Ziegler, A., & Sagorny, C. 2021. Holistic description of new deep sea megafauna (Cephalopoda: Cirrata) using a minimally invasive approach. BMC Biology, 19(1).doi:10.1186/s12915-021-01000-9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H