Mohon tunggu...
jihankezia
jihankezia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPN "Veteran" Jakarta

yang aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan organisasi, memiliki ketertarikan pada dunia menulis. Bagi saya, menulis adalah cara untuk mengekspresikan ide, merefleksikan pemikiran, dan memberikan dampak melalui kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Psikologi Komunikasi di Era Media: Mengapa Kita Percaya Dengan Apa Yang Kita LIhat dan Dengar?

16 Desember 2024   00:36 Diperbarui: 16 Desember 2024   00:55 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterkaitan psikologi komunikasi dan komunikasi massa tuh penting banget buat dipahami, soalnya media massa punya kekuatan besar dalam ngubah cara kita berpikir, merasa, dan bertindak. Dari membentuk persepsi tentang suatu isu hingga bikin kita merespons secara emosional, media massa ngaruh banget dalam kehidupan sehari-hari. Nah, di sini psikologi komunikasi jadi kunci buat ngerti gimana pesan-pesan itu diterima dan diproses, baik oleh individu maupun kelompok.

Yuk, kita bahas gimana psikologi komunikasi dan komunikasi massa tuh sebenarnya related banget sama kehidupan kita sehari-hari. Di era serba scrolling ini, media punya kekuatan buat ngatur cara kita mikir (kognitif), ngerasa (afektif), sampai bertindak (behavioral) tanpa kita sadar. Kenapa sih ini penting banget? Karena kalau kita paham caranya media "mainin" pikiran kita, kita jadi bisa lebih bijak ngefilter informasi dan nggak gampang termakan hoax atau propaganda. Plus, kita bakal bahas tips-tips praktis buat jadi audiens smart yang nggak gampang kejebak efek komunikasi massa.

Psikologi komunikasi adalah bidang yang mempelajari bagaimana pesan memengaruhi cara manusia berpikir, merasakan, dan bertindak. Dalam dunia komunikasi massa, psikologi ini sangat relevan karena media massa baik televisi, radio, maupun internet yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk persepsi dan perilaku masyarakat. Media memiliki kekuatan untuk memengaruhi pikiran individu maupun kelompok secara luas, sehingga menjadi alat yang sangat ampuh, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Selain itu, komunikasi massa tidak bisa dipisahkan dari aspek etika, karena pesan yang disampaikan harus memiliki tanggung jawab sosial untuk menghindari dampak buruk pada audiensnya.


Video YouTube di atas memberikan contoh nyata mengenai efek-efek komunikasi massa yang berkaitan erat dengan psikologi komunikasi. Melalui pengalaman pribadi dari beberapa orang, kita dapat melihat bagaimana efek ini terbagi menjadi tiga kategori utama: kognitif (memengaruhi cara berpikir), afektif (mempengaruhi emosi), dan behavioral (mempengaruhi tindakan). Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang setiap efek berdasarkan cerita dari masing-masing.

1. Efek Afektif 

yang diawali dengan contoh efek afektif, efek ini menunjukkan bagaimana media dapat memengaruhi emosi seseorang. Paparan berita dengan muatan negatif secara terus-menerus dapat menyebabkan ketakutan berlebihan atau bahkan paranoia. Hal ini terlihat jelas dari pengalaman yang diceritakan dalam video tersebut  yang diceritakan oleh Pinkan putri yang menceritakan pengalaman emosionalnya akibat sering menonton berita kriminal di televisi. Berita-berita tersebut sering kali membahas kasus pembunuhan atau kejahatan ekstrem yang di luar nalar. Lama-kelamaan, berita semacam ini memunculkan rasa cemas dan takut dalam dirinya. Ia bahkan mulai merasa tidak aman dan waspada setiap kali berada di luar rumah sendirian.

2. Efek behavioral 

Efek behavioral ini menunjukkan bagaimana media dapat memengaruhi tindakan nyata seseorang. Ketika media menampilkan figur publik yang dianggap inspiratif, audiens sering kali terdorong untuk meniru perilaku mereka, baik dalam hal positif seperti gaya hidup sehat, maupun hal negatif jika media menyajikan konten yang kurang etis. hal ini diceritakan oleh Najwa Sabila yang bercerita tentang bagaimana ia terinspirasi untuk menjalani gaya hidup sehat setelah melihat artis favoritnya di sebuah program televisi. Artis tersebut menunjukkan pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, makan makanan bergizi, dan menjaga keseimbangan aktivitas. Dengan ini mendorongnya untuk mulai menerapkan hal serupa dalam kehidupannya.

3. Efek Kognitif 

Efek kognitif ini terjadi karena komunikasi massa memengaruhi cara seseorang memproses informasi dan membentuk persepsi. Dalam jangka panjang, efek kognitif ini dapat membentuk pola pikir kolektif masyarakat, termasuk stereotip dan opini publik. hal ini dibuktikan dengan seorang yang  di dalam video tersebut bernama Tara Humayra yang menceritakan pengalamannya tentang bagaimana ia terpengaruh oleh iklan ponsel canggih di televisi. Tayangan iklan yang dirancang dengan visual menarik dan pesan persuasif membuatnya berpikir bahwa memiliki ponsel tersebut akan meningkatkan produktivitas dan status sosialnya. Padahal, jika dipertimbangkan lebih jauh, ia sebenarnya tidak terlalu membutuhkan ponsel baru.

4. Efek Kognitif yang berkaitan dengan teori ketergantungan media

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun