Mohon tunggu...
Jihan Infatiha
Jihan Infatiha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa PAI 2019 IAIN Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Eksistensialisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya

29 April 2020   17:44 Diperbarui: 29 April 2020   17:44 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa yang  dimaknai dari luar tersebut yang secara eksternal tidak akan terlepas dari individual eksistensi dari manusia itu. Tergantung bagaimana cara dia memahami dari apa yang mereka pelajari.

5. Karl Jasper
Berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan yang seutuhnya atau sebebas-bebasnya yang nantinya akan mempunyai keterbatasan. Keterbasan dibagi menjadi empat, yaitu penderitaan, perjuangan, kebersalahan, dan kematian. 

Maksudnya meskipun manusia bebas melakukan apapun pada akhirnya manusia akan dihadapkan dengan dua pilihan yang bercabang. Untuk memilih antara dua pilihan itu manusia akan memikirkan penderitaan, perjuangan itu sulit atau tidak, menyakiti orang lain sehingga memiliki kesalahan atau tidak, dan kematian, kalau kematian pasti semua orang akan mati dan merupakan batas akhir manusia.

6. Gabril MarcelKarl Jasper

Berpendapat tentang hakikat keberadaan bahwa mengerti atau memahami keberadaan diri sendiri atau orang lain. Berarti kita tidak boleh egois hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga harus memikirkan keberadaan orang lain juga. 

Mengartikan eksistensialisme menggunakan medite klasik seperti keberadaan (being), proses menjadi (becoming), dan eksistensi. Ketika sudah menghargai keberadaan diri sendiri, orang lain, adanya kesepakatan dan pasti adanya partisipasi.

7. Paul Tillich

Berpendapat bahwa mengartikan eksistensilisme dalam 3 kategori yaitu point of view ( sebagai pandangan hidup), as protes (gerakan protes), as expresstion (sebagai ungkapan). Dari 3 kategori maksud dari Tilich itu bahwa eksistensialisme bersifat universal atau menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun