A. Pengertian Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme secara istilah berasal dari bahasa yunani yang berarti sebuah perbuatan atau tindakan seseorang. Kata Isme memiliki arti ajaran atau aliran. Jadi pragmatisme adalah ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itumengikuti sebuah tindakan seseorang.Â
Pragmatisme secara keseluruhan adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu memiliki keguanaan bagi kehidupan yang nyata. Oleh karena itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat  akibat-akibat atau manfaat  hasilnya secara praktis.Â
Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan kegunaan praktis pengetahuan kepada individu-individu.
Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, karena yang ditampilkan manusia dalam dunia nyata adalah fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain.Â
Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Karena representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.
Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
Persoalan yang muncul bermanfaat untuk siapa dan berguna untuk siapa? Dalam konteks ini, apa pribadi masing.Â
Orang yang selalu mencari manfaat atau memanfaatkan orang lain itu adalah orang pragmatis. Sedangkan dalam konteks pendidikan. Pertama: semua pelajaran dan kurikulum diarahkan pada kegunaan masing-masing individu dan hafu memiliki manfaat praksia. Kedua: semua yang dilakukan harus berguna bagi lembaga pendidikan.
Orang pragmatis tidak melakukan apapun yang tidak berguna bagi diri dan lembaganya, karena baginya, sesuatu yang tidak berguna sebenarnya tidak benar..
Contoh lain, cari pacar agar dianter kemana-mana, pasti carinya yang punya sepeda atau mobil biar nganter karena nganter adalah manfaat yg ingin diraih. Kalau sudah tidak punya sepeda maka tidak ada manfaatnya. Dan sesuatu yg tidak bermanfaat itu tidak benar.
B. Tokoh-Tokoh Aliran Pragmatisme
Pencetus dan pendiri filsafat aliran pragmatisme. Lahir pada tahun 1839 yang berkebangsaan Amerika. Beliau menganggap bahwa pragmatisme beridiri pada tahun 1878. Salah satu sumbangan beliau yang cukup penting dalan filsafat pragmatisme adalah teori tentang arti. Beliau membentuk teori-teori modern tentang arti dengan mengusulkan suatu teknik dalam menjelaskan pikiran.Â
Menurutnya hal ini dapat ditemukan dengan baik apabila kita menempatkan pikiran tersebut dalam ujian experimental dan mengamati hasilnya. Menurut biau ide-ide dapat terungkap apabila ide tersebut ditempatkan dalam percobaan experimental dan mengamati hasilnya.Â
Pragmatisme menurut Pierce adalah suatu ajaran yang mengatakan bahwa suatu teori itu benar sejauh teori itu mampu menghasilkan sesuatu. Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan suatu pernyataan apabila pernyataan tersebut mempunyai kegunaan praktis dalam  kehidupan sehari-hari. Kepercayaan ini dapat meningkatkan suatu kesuksesan atau kebenaran. Menurut Pierce kebenaran dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Kebenaran Transendental : kebenaran yang menetap pada benda itu sendiri
 b. Kebenaran Kompleks : Kebenaran dari kenyataan-kenyataan. Kebenaran kompleks dibagi menjadi dua, yaitu :
 1) Kebenaran Etis : Keselarasan pernyataan dengan apa yang diimani pembicara atau apa yang dikatakan pembicara.
 2) Kebenaran Logis : Keselarasan pernyataan dengan realitas yang didenifisikan atau orang yang menjelaskan sesuatu harus dijelaskan dengan detail.
Kebenaran pragmatis itu adalah kebenaran manfaat. Untuk mengetahui seberapa manfaat maka harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bagi kalangan pragmatis, semakin banyak manfaatnya atau kegunaannya maka semakin benar.
Â
2. Wiliam James
Lahir di Amerika pada tahun 1842 dan meninggal ada tahun 1910. Wiliam adalah seorang penulis yang produktif. Salah satu karyanya yaitu buku yang berisi tentang psikologi agama sehingga Wiliam dianggap sebagai bapak psikologi agama di dunia. Judulnya perjumpaan dengan tuhan.Â
Di dalam bukunya menurutnya konsep kebenaran yang diyakini yaitu tidak ada kebenaran yang mutlak yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal tersebut sebab pengalaman manusia itu berlajan terus dan segala yang kuta anggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah. Karena apa yang kita nggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman tersebut.
3. John Dewey
Berpendapat bahwa kurikulum pendidikan itu harus dibuat atau dirancang sesuai dengan kenyataan yang ada. Metode pembelajaran yang dipakai John dewey adalah learning by doing yang terfokus pada keaktivan siswa.Â
Aliran filsafat pragmatisme menurut John Dewey adalah ide gagasan pikiran atau intelegent merupakan alat atau instrument untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada dalam manusia. Yang menentukan kualitas seseorang adalah pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H