Mohon tunggu...
jihan fadilla
jihan fadilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Unj

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pemuda dalam Jalan Panjang Menemui Keadilan: Aksi Kamisan

21 Maret 2023   13:36 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:58 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tepatnya berawal pada tanggal 18 Januari 2007 hingga saat ini aksi Kamisan masih populer dengan julukan aksi tak berujung karena aksi tersebut hingga saat ini belum menemukan jalan terang penyelesaian. Pergumulan Aksi Kamisan mula mulai dengan mencari kebenaran oleh keluarga korban yang terhimpun dalam sebuah paguyuban bernama Paguyuban Tragedi Berdarah 13 dan 15 Mei 1998, Semanggi I 13 November 1998, Semanggi II 24 September 199. Melalui paguyuban tersebut berbagai langkah dilakukan seperti audiensi kepada lembaga terkait yang menangani kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia. Protes kerap kali dilakukan dengan menggunakan simbol tertentu sebagai sarana menyuarakan tuntutan. Aksi Kamisan merupakan bentuk perlawanan secara kolektif ketimbang kegiatan rutin mingguan yang hanya sekadar memperkuat solidaritas antar sesama korban pelanggarakan Hak Asasi Manusia yang penyelesaiannya belum tuntas sepenuhnya. Gerakan ini menuntut penyelesaian secara tuntas kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan pada saat yang bersamaan sebagai bentuk dalam membuat politik tetap terjaga ingatannya terhadap sikap represif militer yang melanggar hak sipil dan politik.

Para aktivis pemuda menyadari bahwa negara ini abai dan memiliki kekurangan komitmen dalam membenahi berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia terdahulu. Dengan adanya gerakan sosial yang dilakukan oleh para pemuda yaitu Aksi Kamisan sebagai upaya bersikeras dalam mengungkap, memperjuangkan, mencari keadilan, dan melawan lupa akan tragedi pelanggaran Hak Asasi Manusia. Dengan cara khas yaitu berdiri diam menjadi pilihan simbol bagi aksi ini, adapun makna dari berdiam diri tersebut menandakan bahwa keluarga korban pelanggaran HAM mampu berdiri kokoh untuk melawan serta memperjuangkan haknya sebagai Warga Negara Indonesia. Kabar buruknya hingga saat ini sudah lebih dari 500 kali sejak aksi Kamisan dilaksanakan belum juga menemui penyelesaian akan kasus pelanggaran HAM.

Peran Pemuda Dalam Aksi Kamisan

Kesadaran masyarakat akan pentingnya penegakan Hak Asasi Manusia meningkat dalam 18 tahun belakangan. Pada 1998 sejumlah negara mulai bergerak menuju era reformasinya dan bergerak menuju demokrasi untuk menyatakan dukungan terhadap Hak Asasi Manusia. Seiring berjalannya waktu banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia tipe berat yang terjadi di Indonesia, khususnya pada pemerintahan orde baru. Pelanggaran pada masa itu menimpa 4 mahasiswa Trisakti yang tertembak ketika sedang unjuk rasa memperjuangkan reformasi. Permasalahan sikap represif dan otoriter ini menimbulkan kerugian bagi negara, termasuk belum suksesnya Indonesia dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Perkembangan  persoalan Hak Asasi Manusia di Indonesia semakin kompleks. Saat ini kejadian beberapa tahun lalu masih menyisakan luka batin bagi bangsa Indonesia, terutama bagi keluarga korban. Dapat dikatakan bahwa saat ini krisis HAM mulai melanda dan menjadi masalah serius, seseorang bebas melakukan tindakan dengan embel-embel Hak Asasi Manusia tanpa memikirkan akibat tindakannya tersebut bagi orang lain. Mengingat persoalan Hak Asasi Manusia ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan politik-hukum dan kebudayaan ada indikasi bahwa terdapat oknum-oknum pemerintahan yang memonopoli Hak Asasi Manusia.

Oleh karenanya mayoritas aktivis dari aksi Kamisan merupakan pemuda, maka kesempatan ini dijadikan refleksi serta evaluasi bagi para pemuda mengenai bagaimana sistem peradilan yang seharusnya diberlakukan dalam negeri ini. Peran dan tanggung jawab sosial yang khas pemuda menjadikan ia memiliki banyak kegelisahan akan penyimpangan dan disfungsi yang terjadi di sistem pemerintah. Untuk itu, peran pemuda adalah sebagai pengingat pemerintah apabila dinilai kebijakan yang dibuat telah mengalami disfungsi dan bahkan merugikan masyarakat. Generasi muda digadang-gadang sebagai pelaksana penegakan Hak Asasi Manusia yang umumnya diwakili oleh mahasiswa. Pemuda dan mahasiswa termasuk di dalamnya merupakan penyambung lidah ataupun jembatan masyarakat saat adanya ketidakadilan melanda di negeri ini. Pemuda diharapkan mampu memberi kontribusi nyata saat terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia dan bukan hanya itu pemuda juga diminta memberikan ide cemerlang serta aksi pembelaan bagi kasus-kasus pelanggaran, bukan hanya HAM saja.

Masih teringat jelas dengan pepatah Soekarno "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." kutipan tersebut merepresentasikan bahwa seorang pemuda memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan lingkungan dan bahkan dunia. Tanpa peran pemuda mungkin bangsa Indonesia tidak seperti sekarang.

Pemuda sebagai agent of change sangat diperlukan keterlibatannya dalam ruang sosial, di sisi lain pemuda sebagai kaum intelektual termasuk elemen masyarakat yang fundamental. Sebagai agen perubahan pemuda memiliki tugas dalam melakukan advokasi kebijakan untuk memastikan bahwa struktur kelembagaan negara bekerja berdasarkan perspektif HAM, salah satunya dengan gerakan aksi Kamisan ini. Melalui pergerakan sosial ini pemuda berperan besar dalam melakukan perubahan sosial yang progresif, dapat dibayangkan apabila pemuda apatis terhadap isu-isu serta permasalahan yang terjadi maka akan seperti apa jadinya kondisi negeri ini kedepannya. Dengan adanya sikap apatis tersebut memicu minimnya kepedulian terhadap kondisi politik pemerintahan terlebih lagi bagi masyarakat mikro yang merasa tidak memiliki ruang bersuara kepada pemangku kebijakan. Untuk itu di sini peran pemuda bermain yaitu sebagai penyalur dan pembela suara masyarakat mikro agar segala permasalahan dapat menemui jalan terang dan keadilan sosial menyertai segenap masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun