Mohon tunggu...
Jihan FachruziaHarris
Jihan FachruziaHarris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Pati Resisten dalam Beras Sorgum untuk Diet Rendah Glikemik: Solusi bagi Penderita Diabetes

25 September 2024   16:01 Diperbarui: 25 September 2024   16:04 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: shutterstock.com

Bagi penderita diabetes perhatian terhadap kandungan makanan sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Lonjakan gula darah yang melebihi batas normal dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, terutama dalam jangka panjang, seperti kerusakan saraf (neuropati diabetik).

Penderita diabetes harus fokus pada pola makan yang mengutamakan makanan dengan indeks glikemik rendah, tinggi serat, dan kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan rendah gula, biji-bijian utuh, serta sumber protein sehat. Pangan yang dapat menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat memiliki indeks glikemik yang tinggi, salah satunya adalah nasi putih.

Nasi putih merupakan sumber karbohidrat yang merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama di Asia dan makanan pokok bagi Sebagian masyarakat Indonesia.  

Nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi, artinya karbohidrat di dalamnya cepat dipecah menjadi glukosa, sehingga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan setelah makan. Konsumsi nasi putih berisiko bagi penderita diabetes karena dapat memicu fluktuasi gula darah yang tidak terkendali. untuk menghindari sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik tinggi konsumsi nasi putih bisa digantikan menggunakan beras sorgum yang bisa mengontrol gula darah.

Apa Itu Sorgum?

Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan salah satu jenis serealia yang banyak diproduksi secara global, dikenal karena rasanya yang khas dan warnanya yang menarik, serta kemampuannya tumbuh di lahan kering. Dalam 100 gram sorgum, terkandung 2,7 gram serat, 3,3 gram lemak, 11,3 gram protein, dan 339 kkal. Sorgum memiliki kandungan pati yang dicerna lebih lambat dibandingkan jagung dan serealia lainnya, dengan proporsi pati berupa amilosa 21,18-35% dan amilopektin 65-78,8%. Kandungan pati resisten dalam sorgum mencapai 10,97%, yang jauh lebih tinggi dibandingkan beras yang hanya mengandung 3-5%.

Peran Pati Dalam Sorgum

Pati resisten adalah jenis karbohidrat yang tidak mudah dicerna di usus halus dan mencapai usus besar tanpa diubah menjadi glukosa. Pati ini berfungsi untuk memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. Hal ini sangat bermanfaat bagi penderita diabetes karena dapat mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.

Manfaat Bagi Penderita Diabetes

Dalam hal ini, pati resisten yang terdapat dalam sorgum dicerna dengan lebih lambat, yang mengarah pada respons glukosa darah yang lebih rendah. Ini menjadikan beras sorgum memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan beras putih atau karbohidrat olahan lainnya. Selain itu, pati resisten juga memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah konsumsi berlebihan. Dengan porsi makanan yang terjaga dan pilihan makanan yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah, pengelolaan indeks glikemik dapat lebih efektif.

Solusi Diet Sehat

Mengonsumsi beras sorgum juga mendukung program diet dengan mengurangi keinginan untuk ngemil dan memilih makanan tinggi kalori, yang berkontribusi pada pengaturan berat badan. Beras sorgum dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dibandingkan nasi putih. 

Beras sorgum dikenal mampu membuat perut kenyang hingga 6 jam, sementara nasi putih biasanya hanya memberikan rasa kenyang selama 3 jam. Hal ini terjadi karena beras sorgum memiliki pati resisten dan serat yang lebih tinggi, yang memperlambat pencernaan dan penyerapan glukosa. 

Dengan proses pencernaan yang lebih lambat, pelepasan energi terjadi secara bertahap, membuat tubuh tetap merasa kenyang lebih lama. Sebaliknya, nasi putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, sehingga dicerna lebih cepat, menyebabkan rasa lapar datang lebih cepat setelah makan. 

Kesimpulan

Beras sorgum yang kaya akan pati resisten adalah pilihan karbohidrat yang sangat baik untuk mengontrol kadar gula darah dan mendukung program diet sehat, terutama bagi penderita diabetes. Pati resisten dalam sorgum memperlambat pencernaan dan penyerapan glukosa, mencegah lonjakan gula darah setelah makan dan menjaga kadar gula tetap stabil. Dengan indeks glikemik yang rendah, sorgum membantu mengendalikan kadar glukosa dan memberikan rasa kenyang lebih lama, yang efektif dalam pengelolaan berat badan.

Daftar Pustaka

Fathurrizqiah, R., & Panunggal, B. (2015). Kandungan pati resisten, amilosa, dan amilopektin snack bar sorgum sebagai alternatif makanan selingan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Fitri, A., Marisa, M., & Mahdani, W. (2017). Perbandingan Respon Glikemik akibat Pemberian Nasi Putih Organik dan Nasi Putih Nonorganik pada Mahasiswa dengan Overweight. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia, 2(3).

Rosita, V. (2017). mutu gizi, indeks glikemik dan sifat sensori brownies sorgum (sorghum bicolor l. moench) panggang dengan penambahan sekam psyllium dan variasi lemak (Bachelor's thesis, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Zenel, A. M., & Stewart, M. L. (2015). High amylose white rice reduces post-prandial glycemic response but not appetite in humans. Nutrients, 7(7), 5362-5374.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun