Mohon tunggu...
Pamujihan
Pamujihan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemula segala hal. Visit more: www.jijihans.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jangan Mengaku Pecinta Alam Jika Anda Perokok

7 Mei 2016   11:04 Diperbarui: 7 Mei 2016   11:40 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan maksud ingin menyudutkan perokok aktif yang mungkin kebanyakan saat mendaki gunung pasti akan menghisapnya. Atau mungkin menyalahkan perokok yang selalu membawanya kemana saja ia pergi mendaki gunung dan menjadikannya teman perjalanan. Tulisan ini hanyalah bermaksud ingin mengajak kita semua berfikir sejenak tentang kebaikan atau keburukan dari rokok itu sendiri, baik untuk tubuh kita, orang yang menghisap asap rokok kita, dan juga khususnya untuk alam itu sendiri.


Akibat Kebakaran Gunung Lawu

Rokok atau kegiatan merokok di Indonesia dikenal dengan sebutan awal yaitu rokok kretek, karena saat dihisap, ia berbunyi khas demikian. Pada awalnya, penggunaan rokok di gunakan untuk mengobati asma dan pertama kali dilakukan oleh Haji Djamari abad 19, pada saat itu, ia menderita penyakit asma, kemudian meracik-racik sendiri dengan perpaduan antara tembakau dan cengkeh. Akibat sering menghisap campuran antara tembakau dan cengkeh inilah penyakit Haji Djamari lenyap dan dari mulut ke mulut dikenallah sebagai rokok obat. Sejak saat itulah produksi rokok kretek mulai dikomersilkan dengan merk dagang cap tiga bal (Kisah terkenal tentang kretek Kudus Jawa Tengah). Dan semenjak itu, banyak bermunculan merk-merk dagang lain yang turut meramaikan bisnis rokok hingga saat ini.

Merokok Merusak Alam?

Saya menemukan jawaban sesungguhnya bukanlah dari opini semata, melainkan dari beberapa sumber penelitian dan juga kejadian di alam yang sesungguhnya. Apakah benar merokok merusak alam?, jawabannya adalah "iya". Bahkan jika seumpama jumlah perokok di dunia ini sangat banyak atau umpama seluruh penduduk bumi ini merokok, maka bisa dipastikan akan terjadi hujan asam dan bisa melebihi kasus kebakaran hutan di Riau.

Baca Juga: Pecinta Alam lah Yang Bersalah Atas Kerusakan Alam

Kandungan asap rokok diteliti lebih keras daripada asap kendaraan bermotor yang sudah kita ketahui bersama sangat berbahaya bagi tubuh bila terhisap dan masuk ke dalam tubuh kita. Dan akibatnya untuk alam sendiri adalah dapat menyebabkan kebakaran hutan, gunung, dan lain sebaginya dikarenakan puntung rokok yang dibuang sembarangan tempat. Tulisan ini bukan hanya sekadar opini belaka, namun penyebab dari kebakaran itu juga sudah masuk dalam berita nasional. Tidak percaya? dibawah ini ada beberapa link berita yang tertaut pada berita kebakaran yang diidentifikasi disebabkan oleh rokok:

Bagaimana? apakah anda masih belum percaya atau ragu?. Itua sudah menjadi keputusan anda sekalian. Jika sudah begitu, lantas siapakah yang harus disalahkan?, pastilah orang yang mengaku pecinta alam bukan?. Kalau orang yang mengaku pecinta alam itu memang benar-benar pecinta alam, tidak mungkin orang tersebut merokok, karena sudah tahu bagaimana dampak yang disebabkan akibat merokok, baik bagi diri sendiri, alam, dan orang lain tentunya.

Analoginya adalah begini, ketika anda mengaku pecinta alam, atau anda tergabung dalam organisasi pecinta alam. Berarti secara tidak langsung anda sudah mendukung yang namanya mencintai alam. Konsekuensinya adalah, anda juga harus menjaganya, dari apa? ya dari apapun yang menyebabkan rusaknya alam karena ulah manusia (kita, red). Namun kenyataannya adalah jauh dari apa yang dikatakan cinta alam, mereka merusak alam perlahan-lahan, baik dengan merokok, membuat api unggun sembarangan, berak sembarangan, dll. 

Semua Perokok Sebenarnya Ingin Berhenti Merokok

Mungkin secara langsung tulisan ini menyudutkan anda yang saat ini masih merokok. Percayalah, siapapun perokok pasti suatu saat ingin sekali berhenti dari aktifitas tidak sehatnya. Namun banyak alasan yang mengatakan berat, dan sebagainya. Namun semua itu adalah pilihan hidup. Hormatilah mereka yang tidak merokok disekitar anda dengan cara tidak merokok sembarangan. 


Sumber Gamabr (Google)

Dalam beberapa survei yang saya pribadi lakukan, saya bertanya pada teman-teman perokok yang sangat aktif. Mereka menghabiskan sedikitnya 2 sampai 4 pack perharinya, sebagian gaya merokok mereka tidak berhenti-henti, tiap habis satu puntung rokok, mereka menyambungnya lagi, dan seterusnya. Bahkan mereka berkata "Lebih banyak merokonya daripada makan atau minum" dan ada kata-kata yang lebih ekstrim lagi mengenai rokok "Lebih baik tidak makan dan minum daripada tidak merokok" . That was real brother.. Hehehhe

Baca Juga : Pendakian Gunung Buthak Batu Malang 

Sekarang faktanya adalah, dari beberapa orang yang saya tanyai tadi menjawab ingin sekali suatu saat nanti berhenti merokok. Yang jadi pemikiran mereka adalah, rokok sudah mereka pahami tidaklah sehat bagi tubuh yang bisa menyebabkan kanker sungguhan ataupun kanker istilah (kantong kering). Mereka memahami bahwasannya asap rokok terkadang mengganggu sebagian orang yang tidak merokok. Namun, itulah masayarakat kita, terkadang kita tidak menghormati orang yang tidak merokok.

Perhitungannya bila secara matematis adalah demikian:

Ambil saja setiap pack rokok mempunyai harga 15 ribu, sedang kawan kita yang merokok menghabiskan kurang lebih 3 pack perhari. Jika dalam satu bulan, ia menghabiskan kurang lebih 1.350.000. Bila gaji dari kawan kita sekarang ini UMR Surabaya katakanlah, maka dia hanya mempunyai uang untuk kebutuhannya sebesar 1.650.000. Mereka menghabiskan separuh gaji hanya untuk dibakar dan tidak sehat. Itu baru dari segi uang, namun dari segi kesehatan?. Ada yang mengatakan bila ingin mati muda, merokoklah!, kata-kata bijak yang sebenarnya tidak bijak. Menyuruh bunuh diri.. Heheheh

Baca Juga : Catatan Perjalanan Backpackeran Ke Rinjani Lewat Jalur Darat

Jangan tersinggung bila anda merokok, jika ingin berkomentar, berkomentarlah yang baik dan masuk akal.. Mohon maaaf, tidak bermaksud menyudutkan dan menyalahkan, namun hanya mengingatkan.. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun