Kisah ini menurut saya sangat memberikan pembelajaran bagi kita semua yang mempunyai hobi mendaki gunung atau pecinta alam. Diawali dengan motivasi Rob Hall yang terlihat memungut sampah yang dilemparkan oleh kawannya, terkadang memang masalah klasik yang terjadi sampai saat ini dimanapun adalah masalah kebersihan gunung yang sejatinya harus dijaga dengan sangat, malah kebanyakan dijadikan tempat sampah. Terutama gunung-gunung yang ada  di Indonesia raya ini. Sehingga tidak salah jika terkadang gunung menjadi tidak ramah kepada kita.
Selain halnya perlakuan kita terhadap alam, terkadang ego lah yang akhirnya membuat kita celaka. Seperti halnya dikisahkan secara dramatisir, masing-masing anggota rombongan mempunyai tujuan masing-masing dan target, Doug yang ingin ke puncak karena ingin membuat bangga anak-anak dikampungnya, Ada juga ambisi Yasuko Namba yang ingin melengkapi targer seven summitnya, dan yang lebih ceroboh lagi adalah ego dari Scott yang memaksakan diri ke puncak dengan kondisi tubuh yang tidak fit saat pemeriksaan. Semua ego-ego yang ada malah akan membuat musibah untuk diri sendiri terlebih orang lain. Rob Hall yang semula sebagai penengah pun ikut larut dalam keegosisan tersebut.
Penyelamatan. Kiri Y. Namba (tewas), Belakang Toli
Diawali dengan Doug yang memaksakan diri naik kepuncak padahal kondisi alam, waktu dipuncak sudah habis dan persediaan oksigen sudah menipis, yang pada akhirnya membawa Rob ikut larut dalam kesukaran menjaga Doug yang sangat ambisi ingin sampai puncak. Tidak sampai disitu, imbasnya adalah membawa korban satu lagi yakni rekan Rob Hall yang seharusnya menjadi penolong bagi Rob dan Doug. Ketiga nya tewas karena kondisi alam yang ganas. Dari sini sebenarnya bisa dilihat, bahwa keegosisan berdampak pada timbulnya malapetaka. Rob yang merasa bertanggung jawab memimpin tidaklah mungkin meninggalkan Doug mencapai puncak sendiri, karena kebaikan hatinyalah yang malah membuatnya dalam kesukaran dan tewas karena hipotermia dan hipoksia.
Baca Juga : Waspada 4 penyakit gunung ini
Keadaan lain Scott yang memaksakan diri dengan mendoping dirinya agar kuat mendakipun juga mengalami peristiwa yang sama. Ia tidak bisa bergerak saat badai datang, tenaganya terkuras habis dan menyebabkan dia tewas ditelan badai. Â Sumber lain menyebutkan, Scott tewas karena liver, hal ini dibuktikan dengan adanya memoriam terhadap dirinya yang menyebutkan dia tewas karena liver pada tanggal 10 Mei 1996.
Semua pengisahan yang ada didalam film Everest mengandung banyak nilai moral bagaimana seharusnya kita mempersiapkan diri seoptimal mungkin. Dari film tersebut, persiapan yang matangpun juga tidak menjadi jaminan, karena sesungguhnya yang menjadi pemenang adalah alam itu sendiri. Segala bentuk persaingan yang menantang alam tidak lain pemenangnya adalah alam. Memang bisa kita mencapai ke puncak tertinggi alam, namun butu banyak pengorbanan yang akan kita korbankan saat menajalani perjalanan itu, bahkan pengorbanan itu tidak jarang adalah nyawa.
Pencapaian Rob Hall Memimpin Hingga Ke Puncak
Alam akan mendengar apa yang kita ucap, jika kita rendah hati terhadapnya, maka alam pun akan lirih menerima kehadiran kita. Ego yang menggebu-gebu justru akan menyelakan kita saat diatas gunung. Sekali lagi mungkin kata ini pantas disampaikan kepada para pendaki yang ambisius ingin menggapai puncak namun masih banyak keterbatasan. "Puncak hanyalah bonus, kembali kerumah dengan selamat adalah tujuan utama" . Sejauh kaki melangkah, perjalanan kembali kerumahlah yang sebenarnya adalah perjalanan terberat, dirumah tercinta masih menunggu kehadiran kita untuk pulang..