Mohon tunggu...
Jihad Bagas
Jihad Bagas Mohon Tunggu... Insinyur - inconsistent Writer

Kegiatan baca dan tulis merupakan kegiatan sakral yang nilai spiriualitasnya bergantung pada kandungan apa yang dibaca dan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Iman dan Produktivitas Melebur dan Selaras?

9 Mei 2020   00:37 Diperbarui: 9 Mei 2020   00:34 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak kita berpikir, pada dasarnya produktivitas merupakan output dari proses suatu input. Selama proses tersebut kita memerlukan sebuah energi dan fokus memproses objek input itu. Dan kita juga terikat dengan variabel waktu selama mengerjakan proses itu. Maka bisa disimpulkan bahwa produktivitas itu merupakan gabungan dari energi dan fokus yang kita miliki yang terikat terhadap variabel waktu yang kita berikan atau luangkan.

Permasalahannya saat ini sangat sulit untuk menjaga fokus kita tetap konstan untuk mengerjakan satu hal selama waktu tertentu. Sering kali kita dengan mudahnya terganggu dengan hal – hal yang terlintas sesaat begitu saja. Jadi energi kita pun akan terkuras terhadap hal yang remeh. Hasilnya kita menjadi cepat lelah dan progress pekerjaan pun tidak beranjak.

Hal ini terjadi terus menerus, menurun lah tingkat produktivitas kita. Menurunnya produktivitas ini akan membawa efek lain yaitu tekanan. Kita akan merasa tertekan oleh lingkungan bahkan tertekan oleh pikiran diri sendiri mengapa ini bisa terjadi. Alhasil stress lah sudah diri ini.

Jika memang begitu konsepnya, tidak salah jika kita mendefinisikan diri kita sebagai sebuah mesin yang berwujud manusia, makhluk industrialis. Bisakah kita menyisipkan hal yang spiritual dalam produktivitas kita? 

Jadi nilai religius akan selalu menyelimuti aktivitas kita. Atau ternyata kita sudah menjadi kaum sekularian  untuk mengikuti kemajuan zaman? Dimana kita menepikan segala unsur yang tidak berkaitan langsung dengan kinerja produktif materi.

Disini lah pentingnya sebuah nilai. Sebuah nilai yang menjadi orientasi kita terhadap kefokusan kita. Jadi kearah mana kita harus memfokuskan lensa fokus kita. Untuk mendapatkan nilai itu, mungkin pertama kali yang kita sadari adalah kita harus bersikap ikhlas. Karena hanya orang ikhlas lah yang mengerti akan kemuliaan dari hal yang ia kerjakan. Jika nilai ini kita persepsikan sebagai wujud dari dimensi rasa, maka poin religious spiritual akan hadir untuk mengisi ini.

Membangun ruang kontempelasi untuk berdialektika dengan diri tidak ada salahnya kita lakukan untuk merefelksikan kejadian – kejadian yang lalu dan mengkalibrasikan lensa fokus kita untuk menjalani rutinitas selanjutnya. Karena dalam keheningan diri kita bisa menjadi lebih jernih dalam menangkap makna atau pun kode dari semesta. Mungkin ini lah salah satu cara Tuhan berkomunikasi, yaitu berkomunikasi melalui dimensi rasa.

Dengan mengaitkan unsur spiritual terhadap aktivitas apa pun, disni lah kondisi dimana sebuah keimanan telah melebur dengan produktivitas. Ia menjadi selaras, segala aktivitas kita pun akan kita lakukan dan resapi dengan penuh makna.

Mungkin statement “meleburnya iman dan produktivitas” terdengar teoritis saja. Namun yang patut kita sadari ialah kita senantiasa berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam berperan. 

Baik itu peran pribadi secara konsep ilahiyah maupun konsep sosial. Puncak dari proses ini adalah kita bisa menjadi manusia seutuhnya dan menjadi hamba berkualitas yang selalu mengabdikan diri kepadaNya.

Semoga secarik uneg -uneg ini senantiasa menjadi pengingat khususnya bagi pribadi agar senantiasa berproses menuju kesempurnaan sebagai hambaNya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun