Mohon tunggu...
jufriadi Djunaid
jufriadi Djunaid Mohon Tunggu... Dosen - Seorang penulis dari desa

Menulis sejak kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Jokowi, Beasiswa itu Hanya Ganti Nama

26 Januari 2016   23:08 Diperbarui: 26 Januari 2016   23:18 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pak Presiden Jokowi sudah selayaknya mendesain sebuah kebijakan, tentu bersama dengan kemenristek Dikti dan Kementerian Agama, untuk memberikan remunerasi tertinggi bagi para dosen, sebagai pendidik di perguruan tinggi yang memproduksi begitu banyak sumber daya manusia di berbagai profesi. Selayaknya para dosen mendapatkan remunerasi terhormat, sebagai konsekwensi pendidikan yang telah dilaluinya, master dan doktor. Bukan justru sebaliknya, bahwa para tenaga staff (tenaga kependidikan) di Perguruan tinggi memperoleh remunerasi justru lebih besar dibanding para dosen yang telah master maupun doktor.

LogiAnya adalah, bahwa jika penghargaan remunerasi tertinggi tidak diberikan pada mereka dengan predikat pendidikan yang lebih tinggi (Master dan Doktor) maka sesungguhnya menunjukkan bahwa menejemen sumber daya manusia kita tak lagi berbasis pada kerja keras dan kerja cerdas. Para dosen sebagai ujung tombak perguruan tinggi, yang akan menghasilkan model pembelajaran, hasil penelitian dan model pengabdian, sesungguhnya menjadi kunci tercapainya cita-cita besar kemenristek Dikti dan Kemenag, untuk menjadi terbaik ketiga di jejeran perguruan tinggi di Asean.

Cita-cita besar tak kan mungkin terwujud tanpa desain dan menejemen yang tepat. Perguruan Tinggi harus menjadikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai ruh perguruan Tinggi, dimana dosen akan memiliki peran yang sangat signifikan. Para master dan doktor diperguruan tinggi selayaknya diberikan penghargaan tertinggi, demi kemajuan pengembangan tri darma perguruan tinggi, yang jika itu tidak dilakukan maka kemungkinannya adalah, impian itu menjadi mimpi di siang bolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun