Di negeri ini, keadilan disajikan dalam piring perak,
dipotong rapi dengan pisau hukum yang tumpul ke atas.
Para pejabat adalah koki berbintang,
meracik janji dengan bumbu basa-basi,
memasak aturan di atas api kecil,
agar tak pernah benar-benar matang.
---
Di meja makan parlemen,
kursi-kursi empuk memeluk tuannya erat,
sementara rakyat berdiri,
menelan ludah, mengunyah angan,
sebab daging kejujuran sudah lama habis dijual.
--
Korupsi adalah jamuan pesta,
di mana tangan-tangan gemuk berlomba menyendok anggaran,
sementara hukum menjadi pelayan setia,
membawa nampan pengampunan,
menawarkan diskon hukuman dengan kupon politik.
--
Di jalanan, rakyat menggelar meja kecil,
menyajikan keringat dan air mata sebagai hidangan utama.
Tapi perut kenyang para pemangku tak pernah merasa cukup,
mereka menambah porsi, memesan lebih banyak
---dengan harga yang selalu kami bayar.
--
Dan ketika semua telah tandas,
--
mereka mengelap mulut dengan pasal-pasal pasrah,
menyandarkan diri pada kursi-kursi warisan,
sambil berseru lantang,
"Kita harus bersama melawan korupsi!"
--
Ah, negeri ini,
di mana kejujuran adalah menu langka,
dan integritas, hanya bumbu yang tak pernah digunakan.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI