Indonesia emas 2045 bukanlah suatu istilah yang asing bagi masyarakat saat ini. Istilah tersebut juga sudah banyak disuarakan di berbagai media dan berbagai kalangan. Adapun Indonesia emas 2045 menjadi misi penting yang hendak dicapai oleh pemerintah dengan tujuan menjadikan negara ini sebagai negara yang makmur dan maju. Lantas, apa itu Indonesia emas 2045?
Saat ini, Indonesia akan memasuki era bonus demografi, dimana saat itu jumlah penduduk berusia produktif (15- 64 tahun) yang lebih besar dibanding penduduk yang tidak produktif (<15 dan >64 tahun). Â Penduduk berusia produktif mampu memberikan dampak pada peningkatan pembangunan dan ekonomi negara yang akan membawa bangsa ini keluar dari middle income trap atau jebakan pendapatan menengah. Ketika Indonesia dapat keluar dari middle income trap dan berhasil mencapai tingkatan negara maju, maka saat itulah misi Indonesia emas telah tercapai.
 Dilansir dari CNBC Indonesia, World Bank telah menetapkan klasifikasi pendapatan negara per 1 Juli 2023-2024 dengan  ketentuan sebagai berikut:
*Negara berpendapatan rendah sebesar  US$ 1.085.
*Negara berpendapatan menengah bawah sebesar US$ 1.146-US$ 4,456.
*Negara berpendapatan menengah atas sebesar US$ 4.466-US$ 13.845
*Negara berpendapatan tinggi sebesar US$13.845>
Dilansir dari situs website Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, tercatat pada bulan Juli 2023, Indonesia ditetapkan sebagai negara upper middle income atau negara berpendapatan menengah atas dengan rincian pendapatan sebesar US$ 4.580. Pendapatan tersebut belum cukup untuk mengantarkan Indonesia pada status negara berpendapatan tinggi atau maju. Untuk mencapai tingkatan tersebut, diperlukan beberapa fokus dan perbaikan pada beberapa aspek yang dapat berperan dalam mencapai Indonesia emas 2045. Beberapa aspek tersebut adalah:
1.Aspek Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu kunci utama dalam melahirkan insan yang berkualitas dan cerdas. Pendidikan juga menjadi eskalator sosial karena setiap individu dapat memperbesar persentase kehidupan yang sejahtera dimasa mendatang. Hal ini dapat terjadi lantaran pendidikan dapat menentukan produktivitas seseorang, di mana, semakin tinggi pendidikannya, maka semakin besar peluang untuk mendapat pekerjaan dengan gaji yang layak untuk kesejahteraan individu tersebut.
Selain itu, pendidikan dapat melahirkan sumber daya manusia yang kompetitif dan inovatif. Manusia yang kompetitif dan inovatif ini dapat membantu memajukan bangsa ini dengan cara melahirkan inovasi-inovasi baru yang berguna bagi banyak masyarakat, sehingga produktivitas masyarakat dapat meningkat melalui inovasi tersebut, dan kesejahteraan sosial dapat dicapai dan dirasakan oleh berbagai kalangan. Dengan demikian, pendidikan dapat dikatakan sebagai ujung tombak guna mencapai Indonesia emas 2045.
Dilansir dari situs website Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud). PISA (program penilaian pelajar internasional) telah merilis hasil penilaiannya pada Selasa (5/12/23), hasilnya, literasi membaca dan literasi matematika mengalami kenaikan lima peringkat, dan literasi sains naik enam peringkat. Namun, jika dilihat dari capaian skor, kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains, mengalami penurunan sebesar 12-13 poin, hal ini terjadi karena siswa dan siswi mengalami sebuah peristiwa learning loss (hilangnya pembelajaran) lantaran dunia diterjang pandemi Covid-19.
Dari penjabaran mengenai pendidikan tersebut, perlu adanya perbaikan dari sisi pendidikan guna menciptakan sumber daya manusia yang kompetitif, yang mampu bersaing dengan masyarakat dunia. Perbaikan yang dimaksud dapat berupa penyesuaian kurikulum yang relevan, peningkatan kualitas guru, distribusi anggaran pendidikan yang lebih dari sebelumnya, dan monitoring serta evaluasi yang terstruktur.
2.Aspek Kesehatan
Dilansir dari  Stunting.go.id, tercatat bahwa prevalensi stunting nasional sebesar 21,5%, hal ini menjadi ancaman serius karena stunting dapat menghambat lahirnya sumber daya manusia yang unggul. Adapun stunting memiliki beberapa dampak bagi penderitanya, diantaranya gangguan kognitif, kesulitan konsentrasi saat belajar, rentan mengalami penyakit tindak menular, imunitas lebih rendah, dan hilangnya produktivitas. Dengan demikian, aspek kesehatan dan stunting sebagai contohnya memerlukan perhatian dan penanganan khusus agar para insan yang lahir di negeri ini dapat lahir dan bertumbuh kembang dengan sehat dan cerdas.
3.Aspek pemerataan
Aspek pemerataan dapat mencakup pada konteks infrastruktur dan juga pendapatan. Pemerataan infrastruktur yang dimaksud dapat diartikan sebagai pembangunan yang mengintegrasikan satu tempat ke tempat lainnya, sehingga kegiatan-kegiatan yang produktif yang jenis kegiatannya berupa pendistribusian barang dapat dilakukan dengan mudah, atau dapat menstimulus kegiatan baru di suatu daerah tertentu. Lalu, selain infrastruktur yang sifatnya mengintegrasikan seperti jalan tol, transportasi, pelabuhan, dan lain sebagainya, infrastruktur yang bersifat menjadi pelayanan sosial juga harus dibangun guna mendukung beberapa aspek yang sebelumnya disebutkan, seperti sekolah untuk menunjang aspek pendidikan, rumah sakit, posyandu, dan puskesmas untuk menunjang aspek kesehatan.
Selain itu, pemerataan pendapatan juga diperlukan untuk menekan angka ketimpangan sosial. Pemerataan pendapatan dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu, bantuan uang tunai yang diberikan pada masyarakat yang hendak membangun usaha, atau bantuan operasional kepada komunitas atau lembaga yang mempunyai potensi untuk masyarakat luas. Dengan demikian angka ketimpangan sosial dan kemiskinan dapat sedikit-demi sedikit teratasi.
4.Aspek Pemerintahan dan Hukum
Dalam aspek pemerintahan, diperlukan adanya reformasi birokrasi dan kelembagaan, hal tersebut penting dilaksanakan, guna mewujudkan peran pemerintah dalam mencapai kepentingan publik, tata kelola pemerintahan yang efektif dan inklusif, Â saling menunjang antar sektor, dan kelembagaan birokrasi yang bersifat profesional. Dilain sisi, aspek hukum perlu ditingkatkan guna terwujudnya masyarakat yang berbudaya patuh akan hukum. Tak lupa, penguatan nilai-nilai hukum kepada penegak hukum juga diperlukan guna memberikan keadilan hukum pada setiap individu, dan untuk mencegah adanya tindakan penerimaan suap serta korupsi.
5.Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dimasa mendatang. Bentuk tantangannya pun tidak selalu berwujud konkret, dan perlu dihadapi dengan respons yang tepat. Peningkatan alutsista dan peralatan modern diperlukan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa ini. Selain itu, diperlukan adanya penguatan ideologi untuk menangkal paham radikal guna menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat yang inklusif.
Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa untuk mencapai Indonesia emas 2045 tidaklah mudah. Berbagai tantangan dan rintangan seperti pernyataan diatas perlu diselesaikan dengan baik, agar misi Indonesia emas 2045 tidaklah hanya menjadi angan-angan semata. Untuk itu, diperlukan adanya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk menuntaskan kompleksnya permasalahan tersebut, sehingga bangsa ini secara perlahan tapi pasti dapat mencapai cita-cita luhurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H