Juni selalu mendemikku keras
Mencekik nafasku untuk menjajari kenyataan
Bahwa hidup bukan senantiasa perkara memiliki
Tetapi juga perihal berani melepaskan
Sebab Juni selalu menatarku perlahan
Memaksaku merayap di tanah lumpur yang berat
Demi menjerap tanah penghidupan lainnya
Juni selalu elok dalam bayangan kegamangan
Dengan senyap, ia mendikteku untuk mewawas
Keselarasan hidup akan
Segala upaya dan hasil akhir
Segala tawa dan tangis
Segala asa dan putus asa, dan
Segala yang datang juga pergi
Juni meracik seluruh adiwarna hidup
Dan meluluhlantahkannya dengan arif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H