Mohon tunggu...
Jihan Agnel
Jihan Agnel Mohon Tunggu... Penulis - Your secret writer

You matter. No matter what.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah ke-12 Hedone

3 Februari 2019   22:25 Diperbarui: 3 Februari 2019   22:55 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teruntuk Hedoneku yang manis,

Lihat kamu sudah tumbuh dewasa sekarang. Kamu pasti mewarisi rambut cokelat yang indah dari ibu. Ah seandainya matamu berwarna biru seperti ayahmu, tentu kau akan menjadi Miss Universe. Tapi Hedone, apapun yang kamu lakukan, lakukanlah yang terbaik. Sayang sekali ibu tidak bisa menemani hidupmu dan tidak menghadiri pesta pernikahanmu. Siapa nama lelaki beruntung yang kamu pilih itu? Sampaikan salam sayang ibu kepadanya. Hadiah terakhir ini merupakan gaun pengantin yang ibu pakai ketika menikah dengan ayahmu. Memang modelnya pasti ketinggalan jaman tapi ibu yakin kamu akan cantik bila mengenakannya.

Hedone, kau adalah kesenangan ayah dan ibu. Sudah kau baca kan buku yang ibu siapkan untuk ulang tahunmu yang ke 18? Mengenai mitologi sejarah Yunani Kuno? Ya, Hedone merupakan anak yang lahir dari Eros (cupid - dewa cinta) dan Psyche. Ayahmu selalu bilang ibu adalah wanita tercantik di dunia ini seperti Psyche. Masih ingat bukan kejadian ketika dewi Aphrodit (dewi kecantikan) yang iri pada kecantikan Psyche? Ya, dikatakan Psyche lebih cantik dari dewi kecantikan. Lalu ayah mengumpamakan dirinya sebagai Eros, kemudian lahirlah kamu. Hedone, anak perempuan kami. Buah cinta kami. Jangan pernah sedih akan namamu, orang tua mana yang sembarang memberi nama anaknya? Tentu ada makna yang terkandung.

Hedoneku, cintaku. Ini hadiah terakhir dari ibu. Jangan kau khawatirkan ibu lagi, sudah tenang ibu kini. Khawatirkan dirimu. Jaga kesehatanmu. Kanker merupakan penyakit yang berbahaya, ibu beri tahu dari sekarang. Hanya orang-orang hebat, tabah, dan terpilih yang mampu menjalani hidup setelah terdiagnosis kanker. Perasaan ibu ketika pertama kali diberitahu dokter tinggal beberapa hari lagi, tiada lain dan tiada bukan adalah khawatir padamu. 

Tapi ibu yakin, kau adalah perempuan kuat, ayahmu juga laki-laki bertanggung jawab. Jalani hidup dengan bahagia, jangan lupa urus ayahmu juga ya. Ibu mencintai kalian berdua, kita bertemu kembali nanti. Hiduplah dengan sehat dan bahagia.
Aku mengambil gaun itu, bau parfum yang menjadi hadiahku di usia 17 tahun tercium persis. Ah, parfum itulah wangi tubuh ibu selama ia hidup. Aku rindu ibu, sangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun