Peran LSM Tananua Flores terhadap wanita Kolikapa
Yayasan Tananua Flores ( YTNF ) Ende, merupakan sebuah Lembaga Swadaya yang hidup bersama Masyarakat desa dan pesisir dalam upaya memperbaiki kualitas Hidup masyarakat dari ketidak berdayaan menuju kesejahteraan lewat perjuangan masyarakat itu sendiri.
Secara kelembagaan, Yayasan Tananua Flores melalui staf lapangan, Â mendampingi masyarakat desa Kolikapa ( sala satu dari 26 desa dampingan) Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende, sejak tahun 2015, dengan kegiatan meliputi organisasi petani, Pertatanian berkelanjutan, kesehatan primer dan ekonomi kerakyatan.Â
Melihat fenomena yang terjadi pada masayarakat desa Kolikapa dari  siklus kelender musim dan kebiasaan keseharian, timbul upaya untuk mengoptimalkan potensi masyarakat dengan keterampilan yang mereka miliki. Pada bulan februari 2020, staf lapangan mengorganisir delapan wanita/ ibu-ibu  Kolikapa yang memiliki keterampilan bertenun. Atas dasar kemauan dan kesepakatan bersama delapan wanita tersebut maka terbentuklah sebuah kelompok kerajinan tangan Tenunun dengan nama "Kelompok Wanita Mandiri".
Dalam melakukan pengorganisasian kelompok wanita mandiri, para anggota berswama staf lapangan YTNF Â melakukan proses perencanaan dan pembagian peran. Semua kegiatan sejak awal pembentukan kelompok sampai dengan proses tenun berjalan, para anggota kelompok memulai secara swadana, swadaya dan gotong royong. Sampai saat ini (september 2020) Â kelompok wanita mendiri telah melakukan usaha bersama dari hasil produksi tenun tanpa ada bantuan berupa finansial dari pihak lain.
Selama perjalanan kegiatan pada bulan pertama, Proses kerja dilakukan secara terpusat pada lokasi rumah sala satu anggota Kelompok dan menghasilkan 4 lembar sarung dengan harga rp.300.000 per lembar.Â
Satu hal yang menarik dari para wanita tersebut adalah ketika mereka mengusulkan sebuah kesepakatan bersama yaitu kekhasan kelompok dalam memproduksi jenis kain pria atau dalam bahasa Ende-Lio disebut Luka/Ragi. Tidak hanya sebatas satu jenis Motif saja namun  para wanita tersebut berkoimitmen untuk memproduksi tenun dengan satu ragam motif (gambar terlampir).
Dari perjalanan kegiatan tenun sampai saat ini ( November 2020), hasil produksi dibeli oleh beberapa konsumen yang ada diwilayah desa tetangga, bahkan beberapa diantaranya adalah warga diluar kecamatan Maukaro, yang mengetahui informasi lewat media sosial. Hasil yang diperoleh melalui penjualan tersebut diperuntukan 10 persen untuk khas kelompok, 10 peren untuk belanja /modal kelompok dan sisanya dibagikan kepada anggota kelompok untuk keperluan keluarga masing-masing.
Mengingat efektif dan efesien dalam bekerja maka, melalui staf YTNF para wanita tersebut menyepakati untuk pembagian kelompok kerja yaitu dua orang dalam satu lembar kain pada satu titik lokasi. Para anggota menyepakati hal itu mengingat peran mereka selain sebagai anggota kelompok juga sebagai ibu rumah tanggu. Dalam satu minggu mereka mengalokasikan 1 hari khusus yaitu hari sabtu sebagai hari wajib tenun bersama pada satu titik lokasi kegiatan guna melakukan pertemuan mingguan.
Kelompok wanita mandiri memproduksi sarung tenun untuk para pria
Hal menarik yang perlu kita lihat pada kelompok wanita mandiri Kolikapa, selain usaha tenun sebagai kegiatan alternatif menambah pendapatan keluarga, juga sebuah persembahan khusus bagi seluruh pria yang hendak menggunakan hasil karya para wanita tersebut.