Ketidakmampuan guru memotivasi siswa akhirnya bisa berdampak pula pada minimnya rasa hormat siswa pada guru. Siswa cenderung menghormati guru yang memiliki wawasan luas dan dapat menjawab pertanyaan mereka dengan baik. Guru yang tidak suka membaca mungkin akan kehilangan rasa hormat dari siswa karena dianggap kurang kompeten.
Ketika terjadi fenomena siswa tidak respek terhadap pendidik, kadang kita perlu refleksi: "apa yang salah dengan para pendidik?". Jangan melulu menyudutkan siswa, seolah-olah mereka tidak tahu apa-apa.Â
Refleksi
Ki Hadjar Dewantara dan Romo Mangunwijaya menekankan pentingnya peran guru sebagai teladan, motivator, dan pembebas dalam pendidikan. Membaca buku adalah salah satu cara paling efektif untuk memenuhi peran tersebut. Guru yang tidak suka membaca buku akan menghadapi berbagai keterbatasan yang berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan. Mereka akan kesulitan menjadi contoh yang baik, memotivasi siswa, dan membebaskan siswa dari keterbatasan pengetahuan.
Penting bagi guru untuk menyadari bahwa membaca bukan hanya untuk menambah pengetahuan pribadi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan membentuk karakter siswa. Dengan membaca, guru dapat terus mengembangkan diri dan memberikan pendidikan yang lebih baik dan lebih bermakna bagi generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H