Mohon tunggu...
Jhosef Nanda
Jhosef Nanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata - Pegiat Permakultur di Alam Lejar Bhumi Immaculata - Pendidik di Wisma Remaja Bagimu Negeriku

Menulis itu kemerdekaan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Jadinya Kalau Guru Tidak Suka Membaca Buku?

7 Juli 2024   09:29 Diperbarui: 7 Juli 2024   10:06 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa cenderung meniru perilaku gurunya. Jika mereka melihat gurunya jarang membaca, minat mereka terhadap membaca pun akan menurun. 

Persoalan meningkatkan minat membaca buku pada siswa tidak bisa diselesaikan dengan program "wajib berkunjung ke perpustakaan", atau program "wajib membaca 5 menit sebelum pelajaran dimulai". Membangkitkan minat membaca pada siswa tidak cukup dengan program-program demikian, melainkan harus ada contoh yang hidup, teladan konkret. Tak lain tak bukan adalah teladan dari guru.

Bagaimana mungkin menuntut siswa untuk gemar membaca bila guru tidak suka membaca? Itu sangat tidak adil.

2. Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Membangun Niat)

Pendidikan dengan arah dan tujuan yang jelas harus dimanifestasikan dengan kecintaan terhadap buku. Hal ini terjadi karena guru mengerti kearah mana ia bergerak, sehingga akan bisa memotivasi siswanya untuk bergerak pula kearah yang sama.

Guru harus mampu memotivasi siswa untuk belajar dan mengeksplorasi pengetahuan. Membaca buku adalah cara yang tepat untuk terus mengembangkan wawasan dan keterampilan. 

Guru yang tidak membaca akan kekurangan sumber inspirasi untuk mendorong siswa mereka dalam mengejar ilmu. Sehingga yang terjadi adalah pendidikan kita tak memiliki arah, tak jelas. Akhirnya yang diurus oleh guru adalah bukan pengembangan siswa, melainkan hanya sebatas urusan administratif, seremonial yang tidak penting. 

3. Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan)

Guru juga harus mampu mendorong siswa untuk menjadi pembelajar mandiri. Artinya seorang guru harus memiliki wawasan luas, sehingga ia mengetahui roadmap dari sebuah proses pembelajaran. Ia harus mampu menguasai seni "jangan berikan ikan, melainkan berikan kail pada siswa". Ini hanya mungkin dilakukan oleh seorang guru yang gemar belajar, gemar membaca.

Dengan tidak membaca, guru kehilangan kesempatan untuk memperkaya materi pelajaran dan memberikan referensi bacaan yang dapat memperluas pengetahuan siswa.

Prinsip Romo Mangunwijaya

Romo Mangunwijaya, seorang tokoh pendidikan, arsitek, dan penulis, memiliki pandangan bahwa pendidikan harus mampu membebaskan dan memberdayakan individu. Beliau sangat menekankan pentingnya humanisme dan pendekatan holistik dalam pendidikan. 

Apa kata Romo bila seorang guru tidak suka membaca? Berikut kira-kira ulasannya.

1. Pendidikan yang Membebaskan

Romo Mangunwijaya percaya bahwa pendidikan harus membebaskan siswa dari kebodohan dan ketidaktahuan. Peran penting seorang guru adalah memberikan media yang tepat untuk membebaskan siswa dari kebodohan dan ketidaktahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun