Studi menunjukkan bahwa kreativitas adalah kunci untuk inovasi dan perkembangan ekonomi. Namun, sistem pendidikan Indonesia belum sepenuhnya mengakomodasi pentingnya pengembangan kreativitas.Â
Padahal, di era industri 4.0 ini, kemampuan berinovasi adalah salah satu faktor penentu dalam menghadapi persaingan global. Jika Indonesia ingin bersaing di kancah internasional, reformasi pendidikan yang mendukung kreativitas siswa harus menjadi prioritas.
2. Ketidakmerataan Pendidikan
Ketidakmerataan pendidikan juga menjadi masalah serius. Akses pendidikan berkualitas masih sangat terbatas di daerah-daerah terpencil.Â
Banyak sekolah di pedalaman yang kekurangan fasilitas dasar seperti buku pelajaran, ruang kelas yang layak, dan tenaga pengajar yang kompeten. Anak-anak di daerah terpencil sering kali harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa bersekolah, dan tidak jarang mereka terpaksa berhenti sekolah karena kendala ekonomi atau infrastruktur.
Pemerintah memang telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil, seperti program Indonesia Pintar dan bantuan operasional sekolah. Namun, implementasi program-program ini sering kali tidak merata dan kurang efektif.Â
Banyak sekolah yang masih belum menerima bantuan yang dijanjikan, dan kualitas pendidikan di daerah terpencil masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kota-kota besar.
Lingkungan Hidup: Kerusakan yang Mengkhawatirkan
1. Kerusakan Lingkungan dan Masalah Sampah
Di bidang lingkungan hidup, Indonesia menghadapi tantangan besar. Kerusakan hutan, pencemaran air dan udara, serta pengelolaan sampah yang buruk adalah beberapa masalah utama.Â
Deforestasi yang masif, baik untuk industri kayu maupun perkebunan kelapa sawit, telah mengakibatkan hilangnya habitat satwa liar dan perubahan iklim lokal.Â
Masalah sampah, terutama sampah plastik, menjadi isu krusial yang belum teratasi dengan baik. Indonesia adalah salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.Â
Sampah plastik sering kali berakhir di laut, mencemari ekosistem laut dan mengancam kehidupan laut. Program pengelolaan sampah yang ada belum mampu mengatasi volume sampah yang terus meningkat. Banyak tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah penuh, dan sistem daur ulang yang efektif masih jauh dari harapan.