Budaya patriarki harus diakui masih sangat kuat mengakar di Indonesia. Budaya ini dapat membatasi partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi lingkungan hidup mereka.
Dalam banyak kebudyaaan, perempuan tidak memiliki hak akses yang sama terhadap sumberdaya, seperti tanah dan lainnya. Ini menghambat pemberdayaan perempuan.
2. Kurangnya akses pada pendidikan
Akses terbatas terhadap pendidikan juga masih menjadi kendala hebat. Tanpa pendidikan yang cukup maka perempuan tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk berpartisipasi terhadap pelestarian lingkungan. Apalagi di era modern seperti sekarang ini.
Kesadaran para pengambil kebijakan menjadi langkah penting untuk kemudian menyikapi persoalan ini. Setelah sadar, maka keberanian untuk mengambil terobosan amat penting dilakukan.
RefleksiÂ
Perempuan memiliki peran vital dalam perjuangan ekologi. Dari menjaga kearifan lokal hingga memimpin gerakan lingkungan kontribusi mereka tidak bisa diremehkan.
Untuk memaksimalkan potensi perempuan, maka diperlukan langkah serius yang harmoni antar lapisan masyarakat. Hal ini penting untuk mendukung partisipasi penuh mereka
Melihat beragam tantangan lingkungan di dunia belakangan ini, sudah saatnya mendukung dan mengakui peran perempuan dalam ekologi. Investasi dalam pemberdayaan perempuan akan memiliki manfaat jangka panjang yang sangat signifikan.Â
Perempuan dan ekologi adalah dua elemen yang tidak bisa dipisahkan demi masa depan yang hijau!
Bhumi Immaculate !
Ditulis Oleh : Jhosef Nanda Putra - Alam Lejar Bhumi Immaculata || instagram.com/jhosefnanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H