Perjuangan perempuan-perempuan ini dapat dilihat dari kepemimpinan mereka di beberapa organisasi lingkungan. Â
Contoh : Yaya dan WALHI
Nur Hidayati, atau Yaya, adalah Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), organisasi lingkungan terbesar di Indonesia. Lulusan Universitas Indonesia ini telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam advokasi kebijakan lingkungan, perlindungan hutan, dan perlawanan terhadap operasi tambang yang merusak lingkungan. Di bawah kepemimpinannya, WALHI telah berhasil menghentikan beberapa proyek merusak dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Yaya memfokuskan upayanya pada perubahan kebijakan yang berkelanjutan dan sering terlibat dalam dialog dengan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memperkuat regulasi lingkungan. Komitmennya terhadap pelestarian alam dan keadilan lingkungan telah diakui secara internasional, menjadikannya inspirasi bagi banyak aktivis muda yang berjuang untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Pemberdayaan Perempuan Untuk Pelestarian Lingkungan
Perempuan menjadi subjek yang penting dalam menuju pelestarian lingkungan. Ini tentu berarti perempuan harus menerima akses yang setara dalam beragam sektor, seperti pendidikan, sumber daya, area pengambilan kebijakan.
Segala upaya yang berangkat dari prinsip kesetaraan akan baik untuk pelestarian lingkungan. Cara-cara tersebut diatas juga akan membuka jalan pemberdayaan perempuan menjadi lebih efektif.
Segala upaya yang berangkat dari prinsip kesetaraan akan baik untuk pelestarian lingkungan
Sudah banyak sekali contoh perempuan yang berandil besar terhadap pelestarian lingkungan. Sebagai contoh adalah Sri Hartini. Ia seorang perempuan penjaga hutan adat di daerah Wonosadi, Yogyakarta.Â
Perempuan ini melestarikan hutan adat demi mata air disana. Ia tentu sadar manfaat jangka panjang dari mata air tersebut.Â
Bila pemerintah atau lembaga non profit bisa mengupayakan sistem yang baik, maka pemberdayaan perempuan untuk pelestarian lingkungan akan semakin efektif dan efisien. Semakin banyak potret-potret seperti Sri Hartini, seorang penjaga hutan adat tersebut.
Tantangan
Tak bisa dipungkiri, segala tujuan baik akan selalu menghadapi tantangan. Ini menjadi sisi lain dari contoh-contoh yang sudah diuraikan diatas.Â
Tantangan ini erat kaitannya dengan budaya yang sudah menguratakar di bangsa ini.