Pengajaran komunikasi antarbudaya di lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan nonformal di Indonesia dapat kita jadikan salah satu sarana untuk menciptakan SDM Indonesia yang kita cita- citakan. Layak bila kita dapat menyebarkan pengetahuan lewat media cetak untuk memperlancar pendidikan tersebut.Â
Secara umum tujuan komunikasi antar budaya antara lain untuk menyatakan identitas sosial dan menjembatani perbedaan antar budaya melalui perolehan informasi baru, mempelajari sesuatu yang baru yang tidak pernah ada dalam kebudayaan, serta sekedar mendapat hiburan atau melepaskan diri. Komunikasi antar budaya yang intensif dapat mengubah persepsi dan sikap orang lain, bahkan dapat meningkatkan kreativitas manusia. Berbagai pengalaman atas kesalahan dalam komunikasi antar budaya makin membuat manusia berusaha untuk mengubah kebiasaan berkomunikasi paling tidak melalui pemahaman terhadap latar belakang budaya orang lain.
Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Dalam keadaan demikian, kita segera dihadapkan kepada masalah- masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan haus disandi balik dalam budaya lain. Seperti telah kita lihat, budaya mempengaruhi orang yang berkomunikasi. Budaya bertang- gung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang. Konsekuensinya, perbendaharaan-perbendaha- raan yang dimiliki dua orang yang berbeda budaya akan berbeda pula, yang dapat menimbulkan segala macam kesulitan. Namun, melalui studi dan pemahaman atas komunikasi antarbudaya, kita dapat mengurangi atau hampir menghilangkan kesulitan-kesulitan ini.
Hidup di tengah masyarakat yang memiliki berbagai perbedaan budaya dan karakter adalah sesuatu yang sangat menarik. Kita bisa melihat berbagai macam budaya saling berinteraksi satu sama lain di tengah kehidupan sosial yang mereka jalani. Tentunya, agar bisa hidup dengan harmonis, berbagai macam orang atau kelompok sosial yang hidup di masyarakat tersebut harus memiliki komunikasi antar kelompok atau komunikasi antar budaya yang baik di tengah masyarakat.
METODE
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah sebuah cara atau metode penelitian yang lebih menekankan analisa atau deskriptif. Dalam sebuah proses penelitian kualitatif hal hal yang bersifat perspektif subjek lebih ditonjolkan dan andasan teori dimanfaatkan oleh peneliti sebagai pemandu, agar proses penelitian sesuai dengan fakta yang ditemui di lapangan ketika melakukan penelitian.Â
Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data sedalam-dalamnya. Tujuan penelitian ini untuk mencari tau bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik terhadap komunikasi mahasiswa dalam bermasyarakat.Â
HASIL ANALISIS & PENELITIAN
Berikut ini adalah beberapa pengaruh komunikasi antar budaya dalam bermasyarakat berdasaran teori komunikasi antar budaya yang bisa kita bahas dalam kesempatan kali ini.
1. Simpati
Komunikasi antar budaya bisa melahirkan sebuah sikap simpati antar kelompok budaya yang hadir di tengah masyarakat. Sikap simpati berarti memahami alasan mengapa kelompok lain memiliki budaya seperti itu, sehingga biasanya akan melahirkan sikap-sikap lain seperti toleransi dan lain sebagainya. Akan tetapi, simpati dipengaruhi terhadap karakteristik individu dari suatu kelompok yang berinteraksi itu sendiri. Artinya, bisa jadi efek atau sikap simpati ini tidak muncul pada seluruh anggota kelompok sosial.