Seorang siswa bernama muhammad ali kelas 3 sma jurusan IPS, dia memiliki minat yang tinggi pada akuntansi dan berencana kuliah jurusan akuntansi, tetapi saat Ujian Nasional dia tidak lulus karena nilai ujian matematikanya tidak memenuhi standar dan akhirnya dia terpaksa menunda kuliahnya karena harus mengulang, kemudian ujian tahun berikutnya dia ikut lagi dan ternyata nilai matematikanya masih belum memenuhi standar sehingga dia tidak lulus dan gagal kuliah, pada akhirnya dia frustasi dan berhenti sekolah.
Apakah kalian melihat kejanggalannya?Â
Seorang siswa dipaksa menguasai bidang yang sebetulnya dia tidak suka dan mata pelajaran itu tidak berkaitan dengan rencana pendidikannya di masa yang akan datang bukankah ini aneh dan janggal?
Bagi yang sudah pernah sekolah SMA pasti sudah tahu bagaimana pelajaran matematika tingkat SMA, begitu rumit dan komplek yang sebetulnya tidak terpakai saat kuliah atau bekerja sebagai akuntan, mana ada pelajaran akuntansi menggunakan rumus phitagoras dan semacamnya atau rumus-rumus diperensial, peluang, dan lain-lain.
Untuk kuliah akuntansi dan belajar akuntansi sudah cukup dengan ilmu matematika pada tingkat sekolah menengah pertama karena memang dalam keilmuan akuntansi dan praktiknya hanya memerlukan rumus-rumus sederhana seperti panambahan, pengurangan, pembagian, perkalian, dan semacamnya. jadi kalau matematikan menjadi salah satu pelajaran yang wajib lulus untuk jurusan ips saya katakan ini tidak tepat.
Selain itu kegagalan siswa melewati ujian baik ujian semester ataupun ujian nasional tidak semata-mata kesalahan siswa itu sendiri, karena yang namanya proses belajar mengajar tidak hanya melibatkan siswa, melainkan guru dan metode pelajaran yang digunakan.Â
Setiap orang punya tingkat kecerdasan yang berbeda, setiap orang punya metode penerimaan yang berbeda, ada siswa yang cukup dijelaskan saja sudah mengerti, ada siswa yang harus dicontohkan baru bisa mengerti, lalu ada pula siswa yang sudah dijelaskan dan dicontohkan masih tidak mengerti tetapi baru mengerti kalau dia sudah mempraktikannya langsung.Â
Kalau suatu kelas menggunakan hanya 1 metode saja maka jangan heran kalau sebagian dari siswa itu belum mengerti dan itu bukan salah siswa karena memang mereka terlahir dengan kekurangan itu, sehingga yang harus disesuaikan adalah metode pengajaran yang mampu memberikan pemahaman pada semua siswa.
Kalau sistem pembelajaran sudah bagus maka tidak perlu lagi adanya ujian nasional untuk kelulusan, mereka sudah sekolah sesuai waktu yang ditentukan, mengikuti pelajaran, dan patuh pada peraturan sekolah maka sudah sepantasnya mereka lulus sekolah tanpa harus ujian nasional, yang tidak menjamin kalau nilai tertinggi adalah yang paling pintar dan taat hukum.
Sekolah seyogyanya tempat mendidik dan menempa siswa menjadi orang yang berilmu, beretika, dan taat hukum, jika ujian nasional membuat mereka berfikir kriminal maka itu adalah kegagalan sistem pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H