2. kebanjiran, seperti penjelasan sebelumnya, ketika pohon-pohon sudah melewati batas ambang penyerapannya maka air yang berlebihan secara otomatis akan keluar permukaan dan memenuhi sumber-sumber air hingga berlebihan maka terjadilah banjir.
3. polosi udara, selain dari proses penggerukan dan loading batubara hingga asap-asap dari truk besar menyebabkan udara sekitar tidak bersih dan penuh debu, seperti ada bau-bau pembakaran akibatnya banyak warga yang mengalami sakit terutama yang berhubungan dengan pernapasan  seperti asma dan ispa atau yang lebih parah adalah TBC.
4. suhu udara, karena udara tercemar dan kurangnya pepohonan menyebabkan suhu udara terasa panas, jika kita keluar rumah sebentar saja tanpa menggunkan pelindung maka dipastikan akan sangat terasa panasnya dibuktikan dengan menghitamnya kulit akibat paparan panas sinar matahari, jadi bukan rahasia lagi atau aku tidak menghina bahwa jarang ditemui warga yang memiliki kulit putih bersih.
sebetulnya banyak lagi dampak jangka panjang yang dari penambangan ini, tetapi jika boleh memilih aku ingin kampungku tidak ada batubaranya sehingga alamnya bisa terjaga. adapun harapanku kepada pemerintah adalah agar memaksimalkan badan penelitian dan pengembangan untuk mencari alternatif pengganti PLTU sehingga permintaan batubara berkurang dan akhirnya tidak adalagi untuk menyelamtkan masa depan suram alam negara indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H