Mohon tunggu...
Jhon Torr Lambene
Jhon Torr Lambene Mohon Tunggu... Administrasi - Sepi bukanlah soal kesendirian tetapi tentang merasa sendiri..

Berharap melihat yang tak terlihat, mendengar yang tak terdengar. Merindu keheningan yang agung..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penengah, Persatuan Indonesia!

14 November 2014   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengenang pelajaran PMP sewaktu SMP, dua orang sahabat yang lama tak bertemu iseng-iseng membicarakannya. Setelah ngalor-ngidul ngomongin tentang kegalakan guru yang mengajarnya dulu, sampailah percakapan pada pertanyaan ini.

Dirum : Kenapa ya Mid, Persatuan Indonesia di letakkan pada urutan sila ke-3, tengah-tengah dari Pancasila?

Rumid : Sepertinya sengaja Rum. Apa yang ada ditengah biasanya menjadi penyambung atau perekat hal-hal lain yang ada di pinggir sehingga keseluruhannya bisa menyatu. Maka, menjadi sebuah penempatan yang menurutku sungguh luar biasa melihat Persatuan Indonesia berada di sila ke-3. Bayangkan, bunyi sila dan urutan penempatannya berkesesuaian dan menjadi kesatuan yang saling menguatkan.

Dirum : Hmm.. Bisa jadi ya Mid. Tapi nih Mid, kalau boleh menambahkan, Sila ke-3 itu tak akan ada bila tidak ada sila pertama dan kedua.

Rumid : Ya, tentu saja Rum, harus ada 1 dan 2 dulu baru ada yang ke-3 hehehe..

Dirum : Maksudku bukan hanya secara harfiah Mid tapi juga prosesnya. Persatuan tidak akan terwujud bila hati dipenuhi kesombongan dan perlakuan terhadap individu semena-mena.

Rumid : Hubungannya sama Sila Pertama dan Kedua dimana Rum?

Dirum : Orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah orang-orang yang menyadari bahwa ada Kekuasaan yang Maha Besar di luar dirinya. Kuasa yang mengatur segalanya. Kesadaran akan hal ini akan menjaganya dari sikap sombong dan meninggikan diri. Itulah sila pertama Mid. Sedang sila kedua adalah pengejawantahan lebih lanjut dari sila pertama. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang rendah hati, tidak merasa lebih tinggi dari manusia lainnya sehingga mereka akan dapat memperlakukan manusia dengan adil dan beradab.

Rumid : Ohh.. Jadi, orang-orang akan bisa bersatu bila mereka bukanlah sekumpulan orang yang tinggi hati tetapi rendah hati dan bisa saling menghargai. Dan rendah hati itu adalah buah dari Keyakinan akan adanya Tuhan. Dengan rendah hati, kita bisa memperlakukan manusia dengan baik sehingga ada perasaan nyaman saat bersama. Perasaan nyaman bersama itulah yang membuat orang mudah menyatu. Hmm.. Boleh juga kamu Rum..

Dirum : Masih ada lanjutannya nih Mid. Jika sekumpulan orang sudah merasa nyaman bersama dan menyatu, selanjutnya apa? Masa orang menyatu hanya untuk menyatu?

Rumid : Yah.. Biasanya orang-orang yang telah menyatu akan saling bertanya, mau ngapain kita? Mau kemana kita?

Dirum : Tepat sekali Mid. Ketika pertanyaan-pertanyaan seperti itu telah muncul, itulah saatnya sila keempat menunjukkan dirinya. Akan banyak pendapat tentang apa yang akan dilakukan dan hendak kemana selanjutnya. Yahh, Sesungguhnya meskipun orang-orang itu telah menyatu bukan berarti mereka adalah orang-orang yang satu. Mereka tetaplah terdiri dari individu-individu yang berbeda namun bisa bersatu karena mampu saling menghargai sesama. Dan sikap saling menghargai itu kemudian diwujudkan dalam proses musyawarah mufakat saat hendak mengambil keputusan bersama tentang apa yang hendak dilakukan dan kemana tujuan.

Rumid : Dan bila keputusan sudah diambil, berlakulah sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruhnya, dimana setiap individu harus tahu hak dan kewajibannya dalam melakukan apa-apa yang telah digariskan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dirum: Ahh.. Rumid, Kau telah mendahuluiku. Kita ini satu guru satu ilmu dilarang saling mendahului hehehe. Aku tambahkan sedikit ya Mid, jadi tak ada musyawarah mufakat untuk memutuskan sesuatu sebelum kita bisa bersatu dan selanjutnya barulah keadilan sosial digariskan melalui proses musyawarah mufakat itu.

Rumid : Wah.. penjelasanmu makin menguatkan bila sila ketiga menjadi perekat dan menyatukan antara dua sila yang ada di depan dan di belakangnya Rum. Sila pertama dan kedua menjadi wasilah bagi hadirnya sila ketiga sedangkan sila ketiga adalah awal bagi perwujudan sila keempat dan kelima. Itulah sebabnya Persatuan Indonesia ada ditengah ya Rum, Pancasila memang luar biasa!

Dirum : Setuju Mid.

J1114

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun